Media berbagi pengetahuan, pengalaman, informasi terkait penerapan kurikulum 2013, file aplikasi yang berguna bagi pendidikan.

Miskonsepsi tentang Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

Pengertian
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) adalah serangkaian kriteria atau indikator yang menunjukkan sejauh mana peserta didik telah mencapai kompetensi pada tujuan pembelajaran. KKTP berbeda dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang hanya menggunakan angka, KKTP menggunakan deskripsi yang lebih jelas dan komprehensif.

Fungsi KKTP
  • Merefleksikan proses pembelajaran: KKTP membantu guru untuk melihat bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.
  • Mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi: KKTP memberikan informasi tentang tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan.
  • Mengembangkan instrumen asesmen: KKTP menjadi acuan dalam memilih atau menyusun instrumen asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • Memberikan informasi kepada peserta didik: KKTP memberikan informasi yang jelas kepada peserta didik tentang apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Ciri-ciri KKTP yang Baik
  • Jelas: Deskripsi KKTP harus mudah dipahami oleh guru dan peserta didik.
  • Terukur: KKTP harus dapat diukur dengan menggunakan instrumen asesmen yang sesuai.
  • Relevan: KKTP harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai.
  • Komprehensif: KKTP harus mencakup semua aspek kompetensi yang ingin dicapai.
  • Diskriminatif: KKTP harus dapat membedakan antara peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran dan yang belum.
Pengembangan KKTP

KKTP dapat dikembangkan oleh guru dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
  • Menentukan tujuan pembelajaran.
  • Menganalisis kompetensi yang ingin dicapai.
  • Merumuskan indikator ketercapaian tujuan pembelajaran.
  • Menentukan rentang nilai dan deskripsi untuk setiap indikator.
  • Menyusun tabel KKTP.
Kesimpulan
KKTP merupakan alat yang penting untuk membantu guru dalam memastikan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai. KKTP yang baik akan membantu guru dalam merencanakan pembelajaran, memilih instrumen asesmen, dan memberikan informasi kepada peserta didik.

Miskonsepsi tentang Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

Berikut beberapa miskonsepsi umum beserta penjelasannya:

Miskonsepsi 1: KKTP Sama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Penjelasan:
  • KKTP dan KKM memiliki fungsi yang berbeda.
  • KKTP menjelaskan kriteria yang harus dipenuhi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • KKM adalah nilai minimum yang harus diperoleh siswa untuk dianggap tuntas.
  • KKTP bersifat deskriptif dan kualitatif, sedangkan KKM bersifat numerik.
Miskonsepsi 2: KKTP Hanya Berupa Daftar Nilai
Penjelasan:
  • KKTP bukan hanya daftar nilai, tetapi deskripsi kompetensi yang harus dikuasai siswa.
  • KKTP harus menjelaskan tingkat penguasaan kompetensi, seperti:
  • Mampu menyebutkan (C1)
  • Mampu menjelaskan (C2)
  • Mampu menganalisis (C3)
  • Mampu mencipta (C4)
  • KKTP dapat menyertakan contoh-contoh untuk memperjelas deskripsi.

Miskonsepsi 3: KKTP Harus Sama untuk Semua Siswa
Penjelasan:
  • KKTP dapat berbeda untuk setiap siswa, tergantung pada kebutuhan belajar dan kemampuan mereka.
  • Guru dapat membuat KKTP yang berjenjang untuk mengakomodasi keragaman kemampuan siswa.
  • KKTP yang dipersonalisasi membantu siswa mencapai potensi belajarnya secara maksimal.

Miskonsepsi 4: KKTP Sulit Dibuat dan Membutuhkan Waktu Lama
Penjelasan:
  • KKTP dapat dibuat dengan mudah dengan mengikuti panduan yang tersedia.
  • Banyak sumber daya online dan offline yang dapat membantu guru membuat KKTP.
  • Guru dapat berkolaborasi dengan kolega untuk saling membantu dalam membuat KKTP.

Miskonsepsi 5: KKTP Tidak Bermanfaat bagi Guru dan Siswa
Penjelasan:

KKTP bermanfaat bagi guru dan siswa dalam beberapa hal:
  • Guru:
  • Membantu merancang pembelajaran yang lebih efektif.
  • Mempermudah penilaian dan pemberian umpan balik
  • Siswa:
  • Memahami tujuan pembelajaran dengan lebih jelas.
  • Mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
  • Meningkatkan motivasi belajar.
Memahami miskonsepsi tentang KKTP penting untuk memastikan penggunaannya yang efektif dalam pembelajaran. Guru perlu memahami fungsi, struktur, dan manfaat KKTP agar dapat menyusun dan menerapkannya dengan tepat.

Berikut adalah beberapa miskonsepsi lainnya yang sering terjadi tentang KKTP:
1. KKTP sama dengan KKM
KKTP dan KKM adalah dua hal yang berbeda. KKTP adalah deskripsi tentang apa yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan KKM adalah nilai minimum yang harus diperoleh peserta didik untuk dinyatakan tuntas.

2. KKTP harus menggunakan angka
KKTP tidak harus menggunakan angka. Deskripsi yang jelas dan komprehensif lebih baik daripada angka.

3. KKTP dibuat setelah pembelajaran selesai
KKTP sebaiknya dibuat sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini akan membantu guru dalam merencanakan pembelajaran dan memilih instrumen asesmen yang sesuai.

4. KKTP hanya dibuat untuk tujuan pembelajaran yang kognitif
KKTP dapat dibuat untuk semua jenis tujuan pembelajaran, termasuk yang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

5. KKTP dibuat oleh guru secara individual

KKTP dapat dibuat oleh guru secara individual, tetapi lebih baik jika dibuat secara kolaboratif dengan tim guru atau pakar pendidikan.

6. KKTP tidak dapat diubah
KKTP dapat diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan situasi pembelajaran.

7. KKTP hanya digunakan untuk penilaian formatif
KKTP dapat digunakan untuk penilaian formatif dan sumatif.

8. KKTP hanya digunakan untuk guru

KKTP dapat digunakan oleh guru, peserta didik, dan orang tua untuk memahami apa yang diharapkan dari peserta didik dalam pembelajaran.


9. KKTP membuat pembelajaran menjadi lebih rumit

KKTP sebenarnya dapat membantu guru dalam menyederhanakan pembelajaran dengan memberikan fokus yang jelas.

10. KKTP tidak efektif
KKTP dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran jika digunakan dengan benar.

Kesimpulan
Miskonsepsi tentang KKTP dapat menyebabkan guru tidak menggunakannya secara maksimal. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu KKTP dan bagaimana menggunakannya dengan benar.

Semoga Bermanfaat

Bacaan Lainnya

Aplikasi Telaah Perangkat Ajar

Aplikasi ini didesain untuk menyahuti salah satu pilihan dari 18 pilihan Rencana Hasil Kerja (RHK) Perdirjen GTK/Nomor 7607/B.B1/HK.03/2023, yaitu Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penelaah perangkat ajar yang dihasilkan Guru dan/atau Kepala Sekolah lain sebanyak 10 Perangkat Ajar setara 6 poin dengan bukti dukung Laporan.

Aplikasi ini dirancang online dengan kuosioner google formulir dan hasilnya (outputnya) di oleh online berformat pdf.

Baca selanjutnya ....(baca)

Aplikasi Partisipan Observasi Praktik Pembelajaran

Aplikasi ini didesain untuk menyahuti salah satu pilihan dari 18 pilihan Rencana Hasil Kerja (RHK) Perdirjen GTK/Nomor 7607/B.B1/HK.03/2023, yaitu Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Partisipan observasi praktik pembelajaran (persiapan, pelaksanaan, dan diskusi tindak lanjut) bersama rekan sejawat dengan catatan 1 observasi sebagai pelaku dan pengamat secara bergantian setara 8 poin dengan bukti dukung Laporan.

Aplikasi ini dirancang online dengan kuosioner google formulir dan hasilnya (outputnya) di oleh online berformat pdf.

Cara penggunaannya cukup dengan HP Smartphone, sehingga memudahkan Guru (pengguna) untuk mengerjakannya, tidak perlu mencetak berkas kuosioner pengamatan, dan sebagainya.
Menunya sesuai panduan sbb:
1. Persiapan Observasi Praktik Pembelajaran
2. Pelaksanaan Observasi Praktik Pembelajaran
3. Diskusi Tindak Lanjut Pasca Observasi

Baca selanjutnya (klik baca)

Aplikasi Observasi Kelas Praktik Kinerja
Aplikasi ini didesain untuk menyahuti  Perdirjen GTK/Nomor 7607/B.B1/HK.03/2023 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru Dan Kepala Sekolah.

Pasal 13 
  1. Pelaksanaan observasi kinerja dalam menjalankan tugas Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a terdiri atas:
  2. peningkatan praktik manajemen kelas yang berfokus pada keteraturan suasana kelas;
  3. peningkatan praktik manajemen kelas yang berfokus pada penerapan disiplin positif;
  4. peningkatan praktik dukungan psikologis yang berfokus pada ekspektasi peserta didik;
  5. peningkatan praktik dukungan psikologis yang berfokus pada perhatian dan kepedulian;
  6. peningkatan praktik dukungan psikologis yang berfokus pada umpan balik konstruktif;
  7. peningkatan praktik aktivasi kognitif yang berfokus pada instruksi yang adaptif;
  8. peningkatan praktik aktivasi kognitif yang berfokus pada instruksi pembelajaran; atau
  9. peningkatan praktik aktivasi kognitif yang berfokus pada aktivitas interaktif.
Baca Selanjutnya (baca)
Share:

0 komentar:

Total Pengunjung

BTemplates.com

Followers

Contact Form

Name

Email *

Message *

Blog Archive

Apakah Blog ini Bermanfaat?

Blog Archive