Modalitas Belajar Menurut Para Ahli - Gaya belajar merupakan kecenderungan untuk mengadaptasi suatu strategi belajar tertentu dengan mencari dan mencoba secara aktif, sehingga pada akhirnya individu mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar (Entwistle, Gibbs, Mogran, & Taylor; Wright, dalam Mangunsong & Indianti, 2006). Menurut DePorter dan Hernacki (1992), gaya belajar adalah kombinasi dari cara seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Ada yang senang belajar sendiri, ada yang membutuhkan nara sumber, dan ada yang merasa lebih efektif belajar dalam kelompok. Sebagian mahasiswa memerlukan musik sebagai latar belakang, yang lain justru tidak dapat berkonsentrasi belajar apabila tidak dalam ruangan yang sepi. Ada yang suka menggelar bukunya untuk melihat berbagai sumber sekaligus, ada yang sebelum belajar merapikan dulu tempat belajarnya supaya rapih dan teratur.
Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan tipe kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Untuk tingkatan tertentu, kebanyakan orang menggunakan ketiga tipe; tapi kebanyakan orang menunjukkan kecenderungan dominasi pada salah satu diantara ketiganya. Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku dan ungkapan-ungkapan yang menunjukkan kecenderungan belajar seseorang (DePorter & Hernacki, dalam Mangunsong & Indianti, 2006).
Orang-orang visual, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Rapi dan teratur
- Berbicara dengan cepat
- Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
- Teliti terhadap detail
- Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
- Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalm pikiran mereka
- Mengingat apa yang dilihat ketimbang yang didengar
- Mengingat dengan asosiasi visual
- Biasanya tidak terganggu oleh keributan
- Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang lain untuk mengulanginya.
- Pembaca cepat dan tekun
- Lebih suka membaca daripada dibacakan
- Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
- Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
- Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
- Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato, lebih suka seni rupa daripada musik
- Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
- Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memerhatikan sesuatu yang menarik
- Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
- Mudah terganggu oleh keributan
- Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
- Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
- Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara
- Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
- Berbicara dalam irama yang terpola
- Biasanya pembicara yang fasih
- Lebih suka music daripada seni
- Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
- Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
- Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
- Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
- Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
- Berbicara dengan perlahan
- Menanggapi perhatian fisik
- Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
- Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain
- Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
- Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
- Belajar melalui manipulasi dan praktik
- Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
- Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
- Banyak menggunakan isyarat tubuh
- Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
- Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu
- Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
- Menyukai buku-buku yang berorientasi pada suatu rancang yang mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
- Kemungkinan tulisannya jelek
- Ingin melakukan segala sesuatu
- Menyukai permainan yang menyibukkan
Hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar (Bandler & Grinder, 1981, dalam DePorter dkk., 2000) yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi. Orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu (Markova, 1992, dalam DePorter dkk., 2000).
1) Visual
Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar akan lebih menonjol dalam modalitas ini. Orang dengan modalitas visual memiliki ciri sebagai berikut (DePorter dkk., 2000):- Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.
- Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan.
- Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail: mengingat apa yang dilihat.
- Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna daripada menggunakan papan tulis. Lalu, gantungkan grafik berisi informasi penting di sekeliling ruangan pada saat guru menyajikannya, dan rujuklah kembali grafik itu nanti.
- Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta, diagram dan warna. Berikan waktu untuk siswa membuatnya.
- Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi; bergeraklah di antara segmen.
- Bagikan salinan frase-frase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong untuk catatan.
- Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong siswa menyusun pelajaran mereka dengan aneka warna.
- Gunakan bahasa ikon dalam presentasi guru, dengan menciptakan simbol visual atau ikon yang mewakili konsep kunci.
- Banyak membuat simbol dan gambar dalam catatan mereka.
- Tabel dan grafik akan membantu memperdalam pemahaman matematika dan ilmu pengetahuan.
- Menggunakan mind map (peta pikiran) sebagai alat bantu belajar.
- Melakukan tinjauan umum secara sekilas mengenai bahan pelajaran sebelum mereka terjun ke dalam perinciannya.
2) Auditorial
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata baik yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara lebih menonjol di modalitas ini. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut (DePorter dkk., 2000):- Perhatiannya mudah terpecah
- Berbicara dengan pola berirama
- Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca
- Berdialog secara internal dan eksternal.
- Gunakan variasi lokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi.
- Ajarkan sesuai dengan cara guru menguji: jika guru menyajikan informasi dalam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama.
- Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk.
- Setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari.
- Nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu/rap mengenai konsep itu.
- Kembangkan dan dorong siswa untuk memikirkan jembatan keledai untuk menghafal konsep kunci.
- Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin (misalnya musik sirkus untuk membersihkan pekerjaan)
- Mendengarkan kuliah, contoh dan cerita serta mengulang-ulang informasi.
- Mencoba lebih banyak merekam daripada mencatat, untuk diperdengarkan kembali berulang-ulang.
- Berbicara dengan diri sendiri untuk memahami suatu konsep.
- Membuat fakta panjang mengenai suatu informasi dengan mengubahnya menjadi lagu, dengan melodi yang sudah dikenal baik.
- Pada beberapa siswa auditorial, dapat mendengarkan musik sebagai teman belajar.
3) Kinestetik
Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi baik yang diciptaka maupun diingat. Hal yang menonjol pada modalitas ini adalah gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional dan kenyamanan fisik. Seseorang yang sangat kinestetik sering (DePorter dkk., 2000):- Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak
- Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik.
- Mengingat sambil berjalan dan melihat.
- Gunakan alat bantu saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.
- Ciptakan simulasi konsep agar siswa mengalaminya.
- Jika bekerja dengan siswa perseorangan, berikan bimbingan paralel dengan duduk di sebelah mereka, bukan di depan atau belakang mereka.
- Cobalah berbicara dengan setiap siswa secara pribadi setiap hari – sekalipun hanya salam kepada para siswa saat mereka masuk atau “Saya senang kamu berpartisipasi” saat mereka keluar kelas.
- Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajarinya langkah demi langkah.
- Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar guru kepada siswa , dan dorong mereka untuk melakukan hal yang sama.
- Izinkan siswa berjalan-jalan di kelas.
- Belajar melalui gerakan.
- Menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.
- Pada situasi tertentu, dalam belajar siswa dapat menjauhkan diri dari bangku, duduk di lantai dan menyebearkan pekerjaan di sekeliling mereka.
Semoga Bermanfaat.
Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Panduan Raport Projek Profil Pancasila. Mudan dan praktis. . Selanjutnya (baca....)
Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021 dengan output sbb:
- Raport Semester Ganjil dan Genap
- DKN Semester Ganjil dan Genap
- Ranking
- Manajerial;
- Pengembangan Kewirausahaan; dan
- Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan
Aplikasi Penilaian Diri Kinerja Kepala Madrasah
Output Aplikasi:
1. Rekap Awal Tahun Kinerja Kepala Madrasah
2. Rekap Akhir Tahun Kinerja Kepala Madrasah
3. Rekomendasi Awal Tahun hal yang harus diperbaiki
4. Rekomendasi Akhir Tahun hal yang harus diperbaiki
5. Rekap Awal dan Akhir serta Hasil Penilaian Kinerja Tahunan (Selanjutnya...)
Aplikasi Raport Kurikulum 2013 MTs Versi 08.2019
Aplikasi ini berdasarkan Petunjuk Teknis Penilaian MTs September 2018 (KMA 5162 Tahun 2018). Aplikasi dikerjakan secara ofline, sudah memuat Kompetensi Dasar (KD) semua mapel kecuali mapel muatan lokal. Aplikasi Raport tetap berformat *.exe untuk menjaga hak cipta (karya intelektual) pembuatnya. Didesain dengan Ms Excel 2010.
Input Data Aplikasi Raport:
1. Data Siswa; (2). Data Sekolah; (3). Input Nilai (Copy) Aspek Pengetahuan dan Aspek Ketrampilan; (4). Input Nilai Sikap.
Output Raport Raport:
1. Raport Semester Ganjil/Genap KKM Tunggal; (2). Raport Semester Ganjil/Genap KKM Multi; (3). Daftar Kumpulan Nilai (DKN)/Legger; (4). Daya Serap; (5). Rekap Kenaikan Kelas; (6). Buku Induk Siswa
Kelebihan Aplikasi:
1. KD sudah terintegrasi pada aplikasi Nilai dan Raport; (2). Dikerjakan Offline; (3). Output meliputi Laporan Semester Ganjil dan Genap meliputi Laporan Hasil Belajar, Daftar Kumpulan Nilai (DKN), Legger, Daya Serap, Buku Induk, Rekap Kenaikan Kelas; (4). Laporan Hasil Belajar KKM Tunggal dan KKM Multi
Selanjutnya Baca disini
Apk Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SMP/MTs (PK Guru 360 Derajat)
Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala SMP/MTs Negeri/Swasta dalam menghitung, menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan berdasarkan PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya
Aplikasi Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SD
(PK Guru 360 Derajat)
Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala Sekolah Dasar (SD) dalam menghitung, menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya
Semoga Bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment