Media berbagi pengetahuan, pengalaman, informasi terkait penerapan kurikulum 2013, file aplikasi yang berguna bagi pendidikan.

Modalitas Belajar

 

Modalitas Belajar Menurut Para Ahli - Gaya belajar merupakan kecenderungan untuk mengadaptasi suatu strategi belajar tertentu dengan mencari dan mencoba secara aktif, sehingga pada akhirnya individu mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar (Entwistle, Gibbs, Mogran, & Taylor; Wright, dalam Mangunsong & Indianti, 2006). Menurut DePorter dan Hernacki (1992), gaya belajar adalah kombinasi dari cara seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.

Rita Dunn (dalam Mangunsong & Indianti, 2006), pelopor dalam gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang, antara lain mencangkup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang belajar dengan cahaya terang bahkan ada yang harus memakai lampu belajar khusus.

Ada yang senang belajar sendiri, ada yang membutuhkan nara sumber, dan ada yang merasa lebih efektif belajar dalam kelompok. Sebagian mahasiswa memerlukan musik sebagai latar belakang, yang lain justru tidak dapat berkonsentrasi belajar apabila tidak dalam ruangan yang sepi. Ada yang suka menggelar bukunya untuk melihat berbagai sumber sekaligus, ada yang sebelum belajar merapikan dulu tempat belajarnya supaya rapih dan teratur.

Modalitas Belajar
Telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, cara menyerap informasi dengan mudah yang disebut sebagai modalitas belajar, dan kedua, cara mengatur dan mengolah informasi tersebut yang dinamakan sebagai dominasi otak. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam Mangunsong & Indianti, 2006), pada awal pengalaman belajar, salah satu langkah pertama adalah mengenali dominasi modalitas visual, auditorial, atau kinestetik (V-A-K).

Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan tipe kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Untuk tingkatan tertentu, kebanyakan orang menggunakan ketiga tipe; tapi kebanyakan orang menunjukkan kecenderungan dominasi pada salah satu diantara ketiganya. Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku dan ungkapan-ungkapan yang menunjukkan kecenderungan belajar seseorang (DePorter & Hernacki, dalam Mangunsong & Indianti, 2006).

Orang-orang visual, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Rapi dan teratur
  • Berbicara dengan cepat
  • Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
  • Teliti terhadap detail
  • Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
  • Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalm pikiran mereka
  • Mengingat apa yang dilihat ketimbang yang didengar
  • Mengingat dengan asosiasi visual
  • Biasanya tidak terganggu oleh keributan
  • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang lain untuk mengulanginya.
  • Pembaca cepat dan tekun
  • Lebih suka membaca daripada dibacakan
  • Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
  • Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
  • Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
  • Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato, lebih suka seni rupa daripada musik
  • Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
  • Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memerhatikan sesuatu yang menarik
Orang-orang auditorial, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
  • Mudah terganggu oleh keributan
  • Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara
  • Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
  • Berbicara dalam irama yang terpola
  • Biasanya pembicara yang fasih
  • Lebih suka music daripada seni
  • Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
  • Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
  • Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  • Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
Orang-orang kinestetik, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Berbicara dengan perlahan
  • Menanggapi perhatian fisik
  • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
  • Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain
  • Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
  • Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
  • Belajar melalui manipulasi dan praktik
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  • Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  • Banyak menggunakan isyarat tubuh
  • Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
  • Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu
  • Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
  • Menyukai buku-buku yang berorientasi pada suatu rancang yang mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  • Kemungkinan tulisannya jelek
  • Ingin melakukan segala sesuatu
  • Menyukai permainan yang menyibukkan
Dengan mengenali kecenderungan-kecenderungan perilaku ini, maka siswa dapat menyesuaikan aktivitasnya dengan menggunakan modalitas belajar yang paling sesuai dengan dirinya. Selain itu, dengan mengenali modalitas belajar orang lain, seorang mahasiswa dapat melakukan presentasinya secara efektif. Misalnya, presentasi dapat disampaikan dengan menggunakan alat bantu visual seperti slide, transparansi di samping memberikan makalah.

Hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar (Bandler & Grinder, 1981, dalam DePorter dkk., 2000) yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi. Orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu (Markova, 1992, dalam DePorter dkk., 2000).

1) Visual

Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar akan lebih menonjol dalam modalitas ini. Orang dengan modalitas visual memiliki ciri sebagai berikut (DePorter dkk., 2000):
  • Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.
  • Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan.
  • Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail: mengingat apa yang dilihat.
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Visual (DePorter dkk., 2000):
  • Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna daripada menggunakan papan tulis. Lalu, gantungkan grafik berisi informasi penting di sekeliling ruangan pada saat guru menyajikannya, dan rujuklah kembali grafik itu nanti.
  • Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta, diagram dan warna. Berikan waktu untuk siswa membuatnya.
  • Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi; bergeraklah di antara segmen.
  • Bagikan salinan frase-frase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong untuk catatan.
  • Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong siswa menyusun pelajaran mereka dengan aneka warna.
  • Gunakan bahasa ikon dalam presentasi guru, dengan menciptakan simbol visual atau ikon yang mewakili konsep kunci.
Strategi yang dapat dilakukan siswa dengan modalitas Visual (DePorter dkk., 2000):
  • Banyak membuat simbol dan gambar dalam catatan mereka.
  • Tabel dan grafik akan membantu memperdalam pemahaman matematika dan ilmu pengetahuan.
  • Menggunakan mind map (peta pikiran) sebagai alat bantu belajar.
  • Melakukan tinjauan umum secara sekilas mengenai bahan pelajaran sebelum mereka terjun ke dalam perinciannya.

2) Auditorial

Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata baik yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara lebih menonjol di modalitas ini. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut (DePorter dkk., 2000):
  • Perhatiannya mudah terpecah
  • Berbicara dengan pola berirama
  • Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca
  • Berdialog secara internal dan eksternal.
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Auditorial (DePorter dkk., 2000):
  • Gunakan variasi lokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi.
  • Ajarkan sesuai dengan cara guru menguji: jika guru menyajikan informasi dalam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama.
  • Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk.
  • Setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari.
  • Nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu/rap mengenai konsep itu.
  • Kembangkan dan dorong siswa untuk memikirkan jembatan keledai untuk menghafal konsep kunci.
  • Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin (misalnya musik sirkus untuk membersihkan pekerjaan)
Strategi yang dapat dilakukan siswa dengan modalitas Auditorial (DePorter dkk., 2000):
  • Mendengarkan kuliah, contoh dan cerita serta mengulang-ulang informasi.
  • Mencoba lebih banyak merekam daripada mencatat, untuk diperdengarkan kembali berulang-ulang.
  • Berbicara dengan diri sendiri untuk memahami suatu konsep.
  • Membuat fakta panjang mengenai suatu informasi dengan mengubahnya menjadi lagu, dengan melodi yang sudah dikenal baik.
  • Pada beberapa siswa auditorial, dapat mendengarkan musik sebagai teman belajar.

3) Kinestetik

Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi baik yang diciptaka maupun diingat. Hal yang menonjol pada modalitas ini adalah gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional dan kenyamanan fisik. Seseorang yang sangat kinestetik sering (DePorter dkk., 2000):
  • Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak
  • Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik.
  • Mengingat sambil berjalan dan melihat.
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Kinestetik (DePorter dkk., 2000):
  • Gunakan alat bantu saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.
  • Ciptakan simulasi konsep agar siswa mengalaminya.
  • Jika bekerja dengan siswa perseorangan, berikan bimbingan paralel dengan duduk di sebelah mereka, bukan di depan atau belakang mereka.
  • Cobalah berbicara dengan setiap siswa secara pribadi setiap hari – sekalipun hanya salam kepada para siswa saat mereka masuk atau “Saya senang kamu berpartisipasi” saat mereka keluar kelas.
  • Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajarinya langkah demi langkah.
  • Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar guru kepada siswa , dan dorong mereka untuk melakukan hal yang sama.
  • Izinkan siswa berjalan-jalan di kelas.
Strategi yang dapat dilakukan siswa dengan modalitas Kinestetik (DePorter dkk., 2000):
  • Belajar melalui gerakan.
  • Menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.
  • Pada situasi tertentu, dalam belajar siswa dapat menjauhkan diri dari bangku, duduk di lantai dan menyebearkan pekerjaan di sekeliling mereka.
Sumber: : https://www.universitaspsikologi.com/

Semoga Bermanfaat.
Bacaan Lainnya:

Aplikasi Raport Projek Profil Pancasila

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Panduan Raport Projek Profil Pancasila. Mudan dan praktis. Selanjutnya (baca....)






Aplikasi dikembangkan berdasarkan Panduan Asesmen Kurikulum Merdeka.Tutorial Penggunaan Aplikasi  Raport Kurikulum Merdeka SMP/SMA  Tutorial Penggunaan Aplikasi Nilai Kurikulum Merdeka SMP/SMA


    Selanjutnya (baca disini)

Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak (baca)
Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak
Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021
Input Nilai pada Aplikasi Nilai:
Asesmen Formatif: (1): Penilaian Harian (PH); (2) Penugasan; (3) Penilaian Tengah Semester (PTS); (4) Penilaian Non Tes (Praktik/Produk, Proyek, Drama, Presentasi. Lisan,  Refleksi, Esai, Jurnal, Poster)                  
Asesmen Sumatif:  (1) Penilaian Akhir Semester (PAS); (2) Penilaian Non Tes (Praktik, Produk, Proyek, Drama, Presentasi, Lisan, Refleksi. Esai, Jurnal, Poster)  Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Raport Sekolah Penggerak (baca)

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021 dengan output sbb:

  1. Raport Semester Ganjil dan Genap
  2. DKN Semester Ganjil dan Genap
  3. Ranking
Untuk SMP outputnya: (1) Raport Semester Ganjil dan Genap (2) DKN Semester Ganjil dan Genap; (3) Ranking; (4) Buku Induk; (5) Rekap Kenaikan Kelas
Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Supervisi Tendik (klik tautan)

Supervisi guru dan tendik intinya adalah serangkaian kegiatan membantu guru dan tendik dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran....
Adapun jenis tenaga kependidikan yang dimaksud dalam bahasan ini antara lain adalah Tenaga Administrasi Sekolah/TAS (kepala TAS, pelaksana urusan, tenaga layanan khusus), Tenaga perpustakaan (Kepala Perpustakaan, tenaga perpustakaan), Tenaga laboratorium (Kepala laboratorium, teknisi laboratorium, laboran), dan Ketua program keahlian (SMK). Selanjutnya....

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah Pasal 9 ayat (1) Beban Kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas:
  1. Manajerial;
  2. Pengembangan Kewirausahaan; dan
  3. Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam Lampiran II Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tsb, bukti kerja ditagih Bukti Fisik sbb: Program Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Guru; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan; Laporan Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan. Selanjutnya klik untuk buka dan baca 

Aplikasi Penilaian Diri Kinerja Kepala Madrasah

Aplikasi ini berdasarkan Juknis Dirjen Pendais Nomor 1111 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Kepala Madrasah. Aplikasi berformat *.exe dikerjakan secara ofline, didesain dengan Ms Excel 2010. Aplikasi didesain untuk memudahkan Kepala Madrasah melakukan Penilaian Diri tentang Kinerjanya sehingga dapat mengetahui aspek/ komponen mana yang harus diperbaiki.
Output Aplikasi:
1. Rekap Awal Tahun Kinerja Kepala Madrasah
2. Rekap Akhir Tahun Kinerja Kepala Madrasah
3. Rekomendasi Awal Tahun hal yang harus diperbaiki
4. Rekomendasi Akhir Tahun hal yang harus diperbaiki
5. Rekap Awal dan Akhir serta Hasil Penilaian Kinerja Tahunan (Selanjutnya...)

  Aplikasi Raport Kurikulum 2013 MTs Versi 08.2019 

Aplikasi ini berdasarkan Petunjuk Teknis Penilaian MTs September 2018 (KMA 5162 Tahun 2018). Aplikasi dikerjakan secara ofline, sudah memuat Kompetensi Dasar (KD) semua mapel kecuali mapel muatan lokal.  Aplikasi Raport tetap berformat *.exe untuk menjaga hak cipta (karya intelektual) pembuatnya. Didesain dengan Ms Excel 2010.
Input Data Aplikasi Raport:
1. Data  Siswa; (2). Data Sekolah;  (3). Input Nilai (Copy) Aspek Pengetahuan dan Aspek Ketrampilan; (4). Input Nilai Sikap.
Output Raport Raport:
1. Raport Semester Ganjil/Genap KKM Tunggal(2). Raport Semester Ganjil/Genap KKM Multi;  (3). Daftar Kumpulan Nilai (DKN)/Legger; (4). Daya Serap; (5). Rekap Kenaikan Kelas; (6). Buku Induk Siswa
Kelebihan Aplikasi: 
1. KD sudah terintegrasi pada aplikasi Nilai dan Raport; (2). Dikerjakan Offline; (3). Output meliputi Laporan Semester Ganjil dan Genap meliputi Laporan Hasil Belajar, Daftar Kumpulan Nilai (DKN), Legger, Daya Serap, Buku Induk, Rekap Kenaikan Kelas; (4). Laporan Hasil Belajar KKM Tunggal dan KKM Multi

Selanjutnya Baca disini 

Apk Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SMP/MTs (PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala SMP/MTs Negeri/Swasta dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan berdasarkan  PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya

Aplikasi Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SD 

(PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala Sekolah Dasar (SD) dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya 

Semoga Bermanfaat.

Share:

0 komentar:

Total Pengunjung

BTemplates.com

Followers

Contact Form

Name

Email *

Message *

Blog Archive

Apakah Blog ini Bermanfaat?

Blog Archive