Media berbagi pengetahuan, pengalaman, informasi terkait penerapan kurikulum 2013, file aplikasi yang berguna bagi pendidikan.

Disiplin Positif


Dispilin Positif:
Disiplin positif adalah proses pembelajaran. Disiplin positif merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri. Disiplin berbeda sama sekali dengan hukuman meskipun disiplin sering diterapkan dengan menggunakan teknik hukuman.

Didalam kelas, disiplin positif ditujukan untuk mengembangkan hubungan yang
saling menghormati. Disiplin positif mengajarkan orang dewasa untuk bersikap
ramah dan sekaligus tegas pada saat yang sama, bukan bersifat kasar/keras dengan
berbagai hukuman atau bersikap permisif.

Oleh karena itu penerapan disiplin positif memerlukan beberapa azas yang meliputi:
1) Saling menghormati. Dalam hal ini antar pendidik harus saling menghormati satu dengan yang lain karena pendidik merupakan model bagi anak. Selain itu
pendidik juga perlu menghormati kebutuhan siswa/anak didik.
2) Mengidentifikasi motif dibalik perilaku/tindakan anak. Akan lebih efektif bagi kita sebagai guru untuk mengubah perilaku anak bila kita mampu mengidentifikasi motif kemudian mengubah keyakinan anak yang membuat dia melakukan tindakan atau merubah perilaku.
3) Komunikasi yang efektif dan ketrampilan memecahkan masalah.
4) Disiplin yang mengajarkan (dan bukan bersikap permisif atau menghukum).
5) Fokus pada solusi, bukan hukuman.
6) Memberikan dorongan (bukan pujian). Dorongan menunjukkan upaya dan perbaikan, tidak hanya kesuksesan, dan membangun harga diri dan pemberdayaan jangka panjang.

Perlu diberikan penjelasan berkaitan dengan perbedaan antara pujian dan dorongan. Pujian hanya menunjukkan respon bahwa seorang anak bisa melakukan sesuatu sesuai yang diharapkan. Sementara dorongan memberi anak perasaan dan pengalaman akan kesuksesannya melakukan sesuatu dan membuat dia termotivasi untuk melakukannya kembali.

Cara Mengajarkan Disiplin Positif

1. Kenalkan disiplin sejak dini

Rutinitas adalah bagian penting dari tumbuh kembang anak dan dapat membantu dalam proses belajar disiplin anak. Rutinitas sebaiknya dimulai sejak dini agar membentuk kebiasaan baik, termasuk dalam bersikap yang baik. Jadikan perilaku positif sebagai bagian dari keseharian anak sejak ia bayi.

2. Diskusikan setiap aturan dan kesepakatan yang dibuat

Disiplin positif memerlukan kerjasama dan rasa saling percaya orang tua dan anak. Karenanya, hindari menetapkan aturan dan batasan secara sepihak. Biasakan untuk menyampaikan dan diskusi dengan anak mengenai setiap aturan, apa yang boleh dilakukan, apa yang tidak. Termasuk membuat kesepakatan soal konsekuensi. Nah, jangan lupa juga untuk menjalani kesepakatan yang sudah dibuat dengan anak secara konsisten.

3. Berikan konsekuensi logis

Lagi-lagi, ini bukan berarti sekedar memberi hukuman. Konsekuensi logis berarti konsekuensi yang diberikan perlu berhubungan dengan kesalahan, masuk akal, memberikan pengalaman belajar, dan tetap menjaga harga diri anak. Contohnya, jika anak sulit bangun pagi sehingga terlambat, maka konsekuensi yang diberikan adalah waktu tidurnya dipercepat keesokan harinya. Jangan memberi konsekuensi seperti menulis ‘Aku tidak akan terlambat bangun’ berulang-ulang.

4. Bersikap tegas, bukan marah

Jika memang diperlukan, gunakan suara dan bahasa tubuh yang tegas. Tegas, bukan marah-marah. Di saat yang sama, beri anak kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya juga. Jadikan ini kesempatan untuk diskusi dua arah, bukan semata-mata orangtua/guru yang menceramahi anak.

Menerapkan disiplin positif memang tak mudah, tetapi efeknya akan lebih menetap dari sekedar memarahi anak. Seperti juga banyak hal lainnya dalam mendukung proses tumbuh kembang anak, memang tidak ada satu cara yang paling tepat untuk segala situasi.

Contoh Sikap Disiplin di Sekolah
  1. Masuk sekolah tepat waktu 
  2. Memakai seragam sesuai ketentuan 
  3. Menaati peraturan sekolah 
  4. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu 
  5. Datang ke sekolah tepat waktu 
  6. Belajar dengan tekun 
  7. Mengikuti upacara dengan khidmat 
  8. Menghormati guru dan seluruh warga sekolah 
  9. Membersihkan ruang kelas sesuai jadwal piket yang telah ditentukan 
  10. Membayar iuran kas sesuai kesepakatan bersama 
  11. Apabila tidak masuk sekolah, berikan surat izin dan jelaskan alasannya dengan jujur 
  12. Tidak gaduh saat guru menjelaskan materi pelajaran di kelas 
  13. Membuang sampah pada tempatnya 
  14. Bersikap sopan kepada guru, teman, dan seluruh warga sekolah 
  15. Antre ketika membeli makanan atau jajan di kantin sekolah
Disiplin Negatif
Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan disiplin yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman.

Pendekatan pada disiplin negatif ini adalah menggunakan hukuman pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan menakutkan orang-orang atau siswa lain sehingga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama.

Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan lama,yaitu sumber disiplin adalah otoritas dan kekuasaan guru. Gurulah yang menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah yang menentukan peraturan tentang apa boleh atau tidak boleh dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain selain tunduk pada kemauan guru. Dengan demikian hukuman merupakan ancaman bagi siswa.
Disiplin yang ditegakkan dengan cara seperti ini ternyata tidak membawa hasil yang memuaskan, karena seorang siswa hanya berada di sekolah selama 7 jam saja, selebihnya dikembalikan kepada masing-masing orang tua, selain itu prestasi kerja yang dicapai/diperoleh dikarenakan hanya karena untuk menghindari hukuman saja bukan karena perasaan yang tulus ikhlas.

Manfaat Disiplin Bagi Diri Sendiri.

1. Bantu Perkembangan Otak
Manfaat disiplin bagi diri sendiri yang pertama adalah dapat membantu perkembangan otak. Manfaat ini akan sangat terasa pada anak-anak berusia 3 tahun, yang mana pertumbuhan otaknya jadi sangat pesat, di sini dia menjadi peniru perilaku yang piawai. Ia dapat mencontoh dengan sempurna tingkah laku orang tua yang disiplin, dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan serta juga sikap yang positif.

2. Membantu Diri Lebih Fokus
Manfaat disiplin bagi diri sendiri berikutnya adalah membantu diri lebih fokus. Sebab, tak dapat dipungkiri, kita hidup di dunia yang penuh dengan distraksi yang membuyarkan konsentrasi. Berlatih menerapkan disiplin diri membantu kita untuk bisa lebih fokus pada tujuan dan objektif yang didambakan baik itu tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan fokus pada tujuan yang hendak dicapai, kita bisa menyelesaikan rentetan pekerjaan dan tugas sehari-hari. Derajat fokus tersebut bisa dilatih dengan menerapkan disiplin diri, seperti bangun lebih pagi dan tidur tidak terlalu larut.

3. Menumbuhkan Ketenangan
Manfaat disiplin bagi diri sendiri bukan hanya dapat membantu diri lebih fokus, tetapi juga dapat menumbuhkan rasa ketenangan. Hal ini tak lain karena kita telah melaksanakan apa yang harus kita laksanakan secara benar dan tepat waktu, sehingga tak ada rasa bersalah yang tumbuh dalam hati.

4. Tingkatkan Rasa Percaya Diri
Manfaat disiplin bagi diri sendiri lainnya yang bisa kamu rasakan adalah meningkatnya rasa percaya diri. Penting diketahui bahwa percaya diri yang optimal dan terkendali dapat membantu kita untuk menyelesaikan tugas dan meraih tujuan yang didambakan. Tugas dan pekerjaan yang bisa terselesaikan dengan baik tersebut akan juga berefek positif pada rasa percaya diri.

Terapkan Disiplin Positif untuk Sekolah Tanpa Kekerasan
Apa tandanya sebuah sekolah telah menerapkan disiplin positif di dalam kesehariannya? Berikut beberapa cirinya:

1. Membangun Kegiatan Belajar Tepat Tumbuh Kembang Anak
Tahap Usia 0 – 7 tahun peran orangtua dan guru adalah hanya dengan menjadi suri teladan yang baik untuk ditiru oleh anak dan menghadirkan lingkungan yang positif baginya. Tahap Usia 7 – 14 tahun, orangtua dan guru dapat menerapkan perannya sebagai pemangku otoritas yang disegani dan dihormati untuk menyediakan referensi yang kaya kepada anak terkait dengan standar perilaku yang sedang dibangunnya.

Tahap Usia 14 – 21 tahun, orangtua dan guru dapat berperan sebagai penasihat untuk membangun standar perilaku anak yang tepat bagi dirinya maupun lingkungannya, dan juga menjadi teman diskusi yang setara untuk memberikan pertimbangan kepada anak terkait dengan dampak positif dan negatif atas segala perilaku yang sedang dilakukannya.

2. Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Anak
Setiap anak itu unik. Guru dan pendidik di sekolah sebagai pihak dewasa semestinya tidak menyeragamkan cara pendampingan untuk semua anak, baik anak-anak di sekolah (anggota kelas) maupun di rumah (adik-kakak). Oleh karenanya, langkah pertama yang bisa guru dan pendidik di sekolah lakukan adalah memahami karakteristik mereka. Pelajari lebih jauh keunikan setiap anak, apakah ia tipe anak yang aktif, sensitif, temperamen, kritis, dan sebagainya. Apa yang ia sukai, bagaimana cara belajarnya, bagaimana hubungan pertemanannya, dan sebagainya.

3. Menyelenggarakan Gotong Royong antara Guru dan Orangtua
Seringkali sekolah menjadi tempat “penitipan” anak sementara orangtua bekerja. Banyak juga orangtua yang hingga kini masih percaya jika sekolah adalah tempat mendidik anak yang utama tanpa perlu bantuan atau kerjasama dari rumah. Dengan menjadikan guru sebagai partner, orangtua dapat mulai membangun komunikasi dan kerjasama untuk saling mengetahui perkembangan anak, apa pencapaian-pencapaian kecil yang telah mereka raih, dan apa kendala yang sedang mereka hadapi dalam kesehariannya. Berangkat dari itu, orangtua dan guru dapat saling mengetahui kesulitan dan tantangan yang sedang dihadapi dalam mendampingi proses belajar setiap anak.

4. Meningkatkan Intensitas Komunikasi
Biasanya, jauh dekatnya hubungan antara dua orang dipengaruhi oleh seberapa banyaknya mereka saling berkomunikasi (misalnya dengan cara mengobrol). Dengan sering mengobrol, kita dapat mengetahui lebih banyak hal-hal tentang lawan bicara kita, termasuk karakteristiknya. Oleh karenanya, orangtua harus dapat mencoba mengalokasikan waktu untuk saling mengobrol dan berbagi, baik dengan anak maupun dengan guru.

5. Membangun Hubungan yang Lentur (Jamak-Peran)
Sebagai orang dewasa, kita perlu menghadirkan diri secara lentur di hadapan anak-anak. Ada saatnya seorang guru berperan sebagai teman diskusi atau sosok kakak (orang dewasa) yang dapat mengerti permasalahan remaja. Orangtua juga dapat menjadi teman yang asyik di saat tertentu ketika di saat yang lain ia adalah sosok pengayom yang “ditakuti” dengan segala otoritas yang dimilikinya.

Sumber:
https://publikasiilmiah.ums.ac.id
https://www.growhappy.co.id
https://www.kompas.com
http://eprints.ums.ac.id/17229/7/BAB_II.pdf
https://m.merdeka.com
https://www.quipper.com/

Bacaan Lainnya:

Aplikasi Supervisi Online Offline

Aplikasi ini didesain untuk menyahuti perkembangan tehnologi digital sehingga memudahkan dunia kerja, khususnya kepala sekolah dan lainnya. Aplikasi ini didesain menyahuti keperluan supervisi pada kurikulum merdeka dan juga kurikulum 2013

Output Aplikasi:
Terdapat 16 file output Aplikasi Supervisi Online Ofline ini antara lain:
1. Output Pengolahan 5 Instrumen, 5 file
2. Output Rencana Tindak Lanjut (RTL), 5 file
3. Output Rekap 5 file
4. Output Evaluasi Keterlaksanaan, 1 file
Selanjutnya baca disini


Aplikasi diembangkan berdasarkan Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum merdeka tahun 2022.

Output Aplikasi Raport MTs sbb:
  1. Raport semester Ganjil dan Genap
  2. Ranking semester Ganjil dan Genap
  3. Daftar Kumpulan Nilai (DKN) semester Ganjil dan Genap
  4. Buku Induk

Aplikasi Raport Projek Profil Pancasila

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Panduan Raport Projek Profil Pancasila. Mudan dan praktis. Selanjutnya (baca....)






Aplikasi dikembangkan berdasarkan Panduan Asesmen Kurikulum Merdeka.Tutorial Penggunaan Aplikasi  Raport Kurikulum Merdeka SMP/SMA  Tutorial Penggunaan Aplikasi Nilai Kurikulum Merdeka SMP/SMA



    Selanjutnya (baca disini)

Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak (baca)
Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak
Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021
Input Nilai pada Aplikasi Nilai:
Asesmen Formatif: (1): Penilaian Harian (PH); (2) Penugasan; (3) Penilaian Tengah Semester (PTS); (4) Penilaian Non Tes (Praktik/Produk, Proyek, Drama, Presentasi. Lisan,  Refleksi, Esai, Jurnal, Poster)                  
Asesmen Sumatif:  (1) Penilaian Akhir Semester (PAS); (2) Penilaian Non Tes (Praktik, Produk, Proyek, Drama, Presentasi, Lisan, Refleksi. Esai, Jurnal, Poster)  Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Raport Sekolah Penggerak (baca)

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021 dengan output sbb:

  1. Raport Semester Ganjil dan Genap
  2. DKN Semester Ganjil dan Genap
  3. Ranking
Untuk SMP outputnya: (1) Raport Semester Ganjil dan Genap (2) DKN Semester Ganjil dan Genap; (3) Ranking; (4) Buku Induk; (5) Rekap Kenaikan Kelas
Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Supervisi Tendik (klik tautan)

Supervisi guru dan tendik intinya adalah serangkaian kegiatan membantu guru dan tendik dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran....
Adapun jenis tenaga kependidikan yang dimaksud dalam bahasan ini antara lain adalah Tenaga Administrasi Sekolah/TAS (kepala TAS, pelaksana urusan, tenaga layanan khusus), Tenaga perpustakaan (Kepala Perpustakaan, tenaga perpustakaan), Tenaga laboratorium (Kepala laboratorium, teknisi laboratorium, laboran), dan Ketua program keahlian (SMK). Selanjutnya....

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah Pasal 9 ayat (1) Beban Kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas:
  1. Manajerial;
  2. Pengembangan Kewirausahaan; dan
  3. Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam Lampiran II Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tsb, bukti kerja ditagih Bukti Fisik sbb: Program Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Guru; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan; Laporan Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan. Selanjutnya klik untuk buka dan baca 

Aplikasi Penilaian Diri Kinerja Kepala Madrasah

Aplikasi ini berdasarkan Juknis Dirjen Pendais Nomor 1111 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Kepala Madrasah. Aplikasi berformat *.exe dikerjakan secara ofline, didesain dengan Ms Excel 2010. Aplikasi didesain untuk memudahkan Kepala Madrasah melakukan Penilaian Diri tentang Kinerjanya sehingga dapat mengetahui aspek/ komponen mana yang harus diperbaiki.
Output Aplikasi:
1. Rekap Awal Tahun Kinerja Kepala Madrasah
2. Rekap Akhir Tahun Kinerja Kepala Madrasah
3. Rekomendasi Awal Tahun hal yang harus diperbaiki
4. Rekomendasi Akhir Tahun hal yang harus diperbaiki
5. Rekap Awal dan Akhir serta Hasil Penilaian Kinerja Tahunan (Selanjutnya...)

  Bacaan Lainnya

Aplikasi Raport Kurikulum 2013 MTs Versi 08.2019 
Aplikasi ini berdasarkan Petunjuk Teknis Penilaian MTs September 2018 (KMA 5162 Tahun 2018). Aplikasi dikerjakan secara ofline, sudah memuat Kompetensi Dasar (KD) semua mapel kecuali mapel muatan lokal.  Aplikasi Raport tetap berformat *.exe untuk menjaga hak cipta (karya intelektual) pembuatnya. Didesain dengan Ms Excel 2010.
Input Data Aplikasi Raport:
1. Data  Siswa; (2). Data Sekolah;  (3). Input Nilai (Copy) Aspek Pengetahuan dan Aspek Ketrampilan; (4). Input Nilai Sikap.
Output Raport Raport:
1. Raport Semester Ganjil/Genap KKM Tunggal(2). Raport Semester Ganjil/Genap KKM Multi;  (3). Daftar Kumpulan Nilai (DKN)/Legger; (4). Daya Serap; (5). Rekap Kenaikan Kelas; (6). Buku Induk Siswa
Kelebihan Aplikasi: 
1. KD sudah terintegrasi pada aplikasi Nilai dan Raport; (2). Dikerjakan Offline; (3). Output meliputi Laporan Semester Ganjil dan Genap meliputi Laporan Hasil Belajar, Daftar Kumpulan Nilai (DKN), Legger, Daya Serap, Buku Induk, Rekap Kenaikan Kelas; (4). Laporan Hasil Belajar KKM Tunggal dan KKM Multi

Selanjutnya Baca disini 

Apk Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SMP/MTs (PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala SMP/MTs Negeri/Swasta dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan berdasarkan  PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya

Aplikasi Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SD 

(PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala Sekolah Dasar (SD) dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya 

Semoga Bermanfaat. 
Share:

0 komentar:

Total Pengunjung

BTemplates.com

Followers

Contact Form

Name

Email *

Message *

Blog Archive

Apakah Blog ini Bermanfaat?

Blog Archive