Media berbagi pengetahuan, pengalaman, informasi terkait penerapan kurikulum 2013, file aplikasi yang berguna bagi pendidikan.

Pengembangan Muatan Lokal Kurikulum 2013 (Bag. 2)

RUANG LINGKUP MUATAN LOKAL

A. Pengembangan Potensi Muatan Lokal

Sebagaimana dipahami, bahwa wilayah negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari  beraneka ragam budaya, suku, agama, adat istiadat, dan bahasa daerah. Secara geografis Indonesia juga terdiri dari ribuan pulau serta berbagai kondisi kehidupan masyarakat seperti daerah terpencar, terpencil, terisolir, pinggiran, perkotaan, dan sebagainya. Kondisi yang beraneka ragam tersebut dibungkus dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, melahirkan kehidupan yang beraneka ragam tetapi tetap dalam satu kesatuan yang harmonis.


1. Keragaman Potensi
Indonesia memiliki aneka ragam potensi dan kemampuan daerah/masyarakat yang sangat  mungkin berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Di samping dipengaruhi oleh  kondisi yang secara alami memang berbeda, keanekaragaman potensi tersebut juga  dipengaruhi oleh keadaan sumber daya manusia yang ada. Oleh karena manusia memiliki sifat inovatif, berubah, dinamis, dan memiliki tujuan hidup yang lebih baik, maka  perkembangan dan kemajuan global juga sangat berpotensi mempengaruhi kondisi alam dan masyarakat. Pada dasarnya suatu daerah/masyarakat tidak bisa menutup diri terhadap era globalisasi sehingga amat mungkin terjadi perubahan. Kondisi yang terakhir ini, akan  mempengaruhi lahirnya potensi-potensi yang baru/berkembang dari sebelumnya yang tidak  ada/belum berkembang, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.

Dengan kata lain, kondisi (potensi) secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu potensi  karena telah ada dan secara alami ada, misalnya potensi wilayah pantai, pegunungan,  pedalaman, pedesaan, dan perkotaan; dan potensi yang “diadakan” atau dikembangkan  karena tuntutan atau pengaruh eksternal, misalnya: seni, olahraga, dan teknologi.


Berdasarkan pengertian di atas, maka secara umum dapat dirinci beberapa kondisi  (potensi) pada suatu daerah atau masyarakat yang terbentuk dari potensi alami dan potensi yang diadakan. Di antara potensi yang diadakan dapat berupa: potensi keagamaan dan akhlak mulia, potensi kewarganegaraan dan kepribadian, potensi ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi estetika dan seni budaya, potensi jasmani, olahraga dan kesehatan, potensi lingkungan, dan potensi lainnya.


2. Potensi Lokal

Pengertian “lokal”, dalam pembahasan ini adalah suatu lingkungan wilayah tertentu atau dengan batas-batas tertentu atau suatu daerah tertentu. Pengertian lokal ditinjau dari sudut pandang lingkungan tertentu, maka dapat termasuk lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lainnya yang secara kelembagaan memiliki sistem organisasi dan jaringan yang terstruktur atau tersistem yang secara yuridis diakui keberadaannya. Pengertian lokal ditinjau dari sudut pandang geografis adalah suatu wilayah kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi yang semuanya itu merupakan bagian dari keseluruhan wilayah nasional suatu bangsa.

Dengan demikian, suatu potensi lokal yang ada dalam ranah “lingkungan” dapat sekaligus juga bisa merupakan potensi dalam ranah kewilayahan. Sebagai contoh, potensi lokal yang ada dalam lingkungan sekolah, adalah dimana sekolah tersebut berada dalam suatu wilayah tertentu, maka potensi tersebut dapat juga disebut sebagai potensi lokal pada suatu sekolah di wilayah yang bersangkutan. Untuk kepentingan tersebut, maka yang dimaksud dengan “potensi lokal” adalah potensi yang ada di suatu sekolah dan sekaligus juga berada dalam suatu wilayah tertentu.


3. Karakteristik Umum Muatan Lokal yang Unggul

Secara alami, potensi-potensi suatu daerah atau masyarakat ada yang bersifat (1) kurang/tidak potensial, (2) potensial (biasa saja), dan (3) sangat potensial. Suatu potensi disebut sangat potensial apabila potensi tersebut mudah dikembangkan, banyak dukungan, prospeknya sangat bagus/banyak keuntungan, dan memiliki keunggulan tertentu yang jarang atau tidak dimiliki oleh daerah lain.

Secara umum, suatu potensi dikatakan unggul apabila memiliki ciri-ciri antara lain:

a. memiliki nilai lebih;
b. memiliki daya tarik banyak orang;
c. bermanfaat lebih untuk kehidupan;
d. minimal dampak negatifnya apabila dikembangkan;
e. hasilnya dapat dicapai dengan prestasi maksimal;
f. mampu memberikan manfaat dalam berbagai bidang (pendidikan, ekonomi, sosial, pribadi, budi pekerti/akhlak mulia, ipteks (ilmu pengetahuan teknologi dan seni), keagamaan, dan sebagainya);
g. diakui oleh masyarakat lain (lokal, nasional, atau internasional).

4. Potensi Keunggulan Lokal

Dalam kerangka tanggung jawab secara moral dan material, maka berbagai potensi  (terlebih yang unggul) wajib dilestarikan dan dikembangkan agar mampu berprestasi baik tingkat lokal, nasional maupun internasional melalui berbagai cara, strategi atau lainnya dan salah satunya adalah melalui pendidikan.

Tuhan telah membentuk dan menganugerahkan kemampuan kepada umatnya dengan  berbeda-beda kondisi, agar manusia saling menghargai, damai, gotong royong, rukun, dan mau untuk merubah nasib melalui upaya-upaya sesuai kehendak-Nya. Anugerah tersebut memiliki berbagai potensi yang dapat memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat nantinya. Dengan kata lain, potensi yang diterima umat manusia harus disyukuri dan dioptimalkan untuk kesejahteraan manusia itu sendiri.


Seperti dijelaskan di atas bahwa keanekaragaman potensi daerah bisa secara alami atau memang perlu dikembangkan sehingga mampu menjadi berpotensi. Variasi potensi daerah sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu faktor geografi, demografi, agama, budaya, sosial, lingkungan, perkembangan ipteks, dan sebagainya. Dengan demikian lebih lanjut akan sangat memungkinkan terjadi variasi potensi yang tinggi pula. Maksudnya, makin banyak atau makin aneka ragam yang mempengaruhi atau menentukan potensi daerah, maka akan makin banyak jenis potensi pada suatu daerah.


Setiap potensi lokal tidak semuanya merupakan potensi yang unggul. Suatu potensi lokal disebut unggul harus memenuhi berbagai kriteria tersebut di atas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berikut ini dijelaskan tentang potensi keunggulan lokal atau potensi lokal yang unggul ditinjau dari berbagai kelompok potensi sebagai berikut:

a. Bidang keagamaan dan akhlak mulia, misalnya: pendalaman, pengkajian, dan pengamalan keagamaan serta pembinaan, pengembangan, dan pembentukan manusia berakhlak mulia.

b. Bidang kewarganegaraan dan kepribadian, misalnya: (1) pembinaan, pendalaman,  pengkajian, dan pengamalan Pancasila, (2) ketaatan warga sekolah terhadap norma atau peraturan yang ada.


c. Bidang estetika, seni dan budaya, misalnya: pembinaan, pendalaman, pengkajian, apresiasi, kreasi, dan pelestarian berbagai seni dan budaya daerah.


d. Bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, misalnya: pembinaan, pendalaman,  pengkajian, penelitian, diversifikasi, refleksi, dan penerapan dalam kehidupan ataupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi itu sendiri. Potensi keunggulan lokal yang termasuk dalam bidang ini adalah sangat luas, yaitu dapat dijelaskan dari aspek geografis, sosial, ekonomi, dan lain-lain.


e. Potensi keunggulan lokal atau potensi lokal yang unggul di sekolah pada suatu wilayah tertentu yang secara geografis berbeda, maka akan melahirkan suatu potensi keunggulan lokal yang berbeda pula, misalnya:

  1. Potensi keunggulan lokal daerah pertanian atau perkebunan dapat melahirkan suatu potensi atau dapat dikembangkan suatu potensi tentang: agropolitan pertanian, budi daya pertanian/tanaman hias, penelitian dan pengembangan benih dan varitas pertanian, dan sebagainya.
  2. Potensi keunggulan lokal daerah peternakan dapat melahirkan suatu potensi atau dapat dikembangkan suatu potensi tentang: budi daya berbagai ternak (burung walet, sapi, kambing, dan sebagainya), pengembangan fasilitas budi daya ternak atau penelitian terkait.
  3. Potensi keunggulan lokal daerah perikanan dapat melahirkan suatu potensi atau dapat dikembangkan suatu potensi tentang: budi daya perikanan dari berbagai jenis ikan, penelitian dan pengembangan bibit ikan, pengembangan fasilitas budi daya, pengembangan pangan, pemanfaatan hasil, dan kegiatan terkait lainnya.
  4. Potensi keunggulan lokal daerah pertambangan (tambang emas, batu bara, timah,  mangan, dan lain-lain) dapat melahirkan suatu potensi atau dapat dikembangkan  suatu potensi tentang: teknik atau cara penambangan, fasilitas penambangan,  penelitian jenis tambang, pelestarian lingkungan pertambangan, dan sebagainya.
  5. Potensi keunggulan lokal daerah kelautan (nelayan) dapat melahirkan suatu potensi atau dapat dikembangkan suatu potensi tentang: teknik atau cara menangkap ikan, pengembangan fasilitas nelayan, budi daya ikan tambak, penelitian, pelestarian lingkungan pantai, dan sebagainya.
  6. Potensi keunggulan lokal atau potensi lokal yang unggul di sekolah pada suatu wilayah tertentu ditinjau dari bidang jasmani, olahraga dan kesehatan. Antara lain: pembinaan, pendalaman, apresiasi, kreasi, dan pengamalan olahraga untuk berprestasi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan.
B. Lingkup Muatan Lokal
Lingkup muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait dengan:
  1. Seni budaya, contohnya: bahasa daerah, tari, dan pakaian adat
  2. Prakarya, contohnya: kerajinan, ukir, anyam, dan batik
  3. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan contohnya: permainan tradisional dan   olahraga tradisional
  4. Teknologi, contohnya: teknologi pertanian, perikanan dan kemaritiman
C. Bentuk dan Strategi Penyelenggaraan Muatan Lokal
Bentuk penyelenggaraan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah  (provinsi atau kabupaten/kota) sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan
dapat berbentuk:

1. Muatan Lokal sebagai Materi Terintegrasi dengan Mata Pelajaran

Yaitu muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan secara terintegrasi  dengan muatan inti atau nasional, dalam mata pelajaran tertentu yang termasuk dalam  kelompok B pada struktur kurikulum, yaitu Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Prakarya. Muatan lokal dapat diberikan sebagai bagian dari mata pelajaran tersebut dengan menggunakan waktu yang telah disediakan bagi mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian, muatan lokal dipakai untuk menerjemahkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi agar lebih relevan dengan minat belajar dan lebih efektif dalam mencapai tujuan nasional.

2. Muatan Lokal sebagai Mata Pelajaran yang Berdiri Sendiri

Yaitu muatan lokal yang diselenggarakan tersendiri. Muatan lokal dalam kurikulum dapat menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri jika tidak memungkinkan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang ada (mata pelajaran Kelompok B pada struktur kurikulum). Muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri dapat diberi alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran. Misalnya, mata pelajaran Bahasa Daerah, Kerajinan Ukir, atau Kerajinan Batik.

3. Muatan Lokal sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler

Yaitu muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan di luar kegiatan belajar mengajar. Muatan lokal dapat juga diberikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Kompetensi dan bahan pembelajaran muatan lokal yang disajikan dalam pembelajaran ekstrakurikuler dapat dituangkan dalam panduan program ekstrakurikuler. Penetapan kompetensi dan bahan pembelajaran ektrakurikuler dilakukan melalui forum musyawarah sekolah atau workshop dengan tetap mendasarkan pada pengembangan kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan berkaitan dengan substansi yang dijadikan kegiatan ekstrakurikuler.

D. Dokumen Perangkat Pembelajaran

Dokumen lingkup muatan lokal, baik yang menjadi bagian mata pelajaran maupun berupa
mata pelajaran yang berdiri sendiri sekurang-kurangnya terdiri atas:
1. Kompetensi Dasar yang mengacu pada kompetensi inti
2. Silabus yang memuat pembelajaran dengan berbagai model (saintifik, project- based
learning, problem-based learning, inquiry/discovery learning) dan penilaian otentik.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Download Panduan: (Unduh disini)
Selanjutnya: Pengembangan Muatan Lokal Kurikulum 2013 (Bag. 3)
Sumber: Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal Kurikulum 2013 Jenjang SMP

Baca Artikel lainnya:

Aplikasi Rapor Kurikulum 2013 SMP Tahun 2018
Aplikasi Raport ini dapat memudahkan tugas Guru dalam mengolah nilai dan hasil belajar pada kurikulum 2013.
Aplikasi berdasarkan Panduan Penilaian Kurikulum 2013 untuk SMP Revisi Juni 2017 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016. Aplikasi support pada Ms Excel 2007 dan Ms Excel 2010 (lebih baik). Aplikasi diformat dengan ekstensi *.exe (Application).
Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 8 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 8 Kompetsni Dasar 3.  Jurnal KI-1 dan KI-2.

Aplikasi Rapor Kurikulum 2013 MI Revisi Tahun 2018
Aplikasi Raport ini dapat memudahkan tugas Guru dalam mengolah nilai dan hasil belajar pada kurikulum 2013.
Aplikasi berdasarkan Panduan Penilaian Kurikulum 2013 untuk SD Revisi Desember 2016 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016. Aplikasi support pada Ms  Excel 2010. Aplikasi diformat dengan ekstensi *.exe (Application).Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3.  Jurnal KI-1 dan KI-2. 
Kemudahan Aplikasi
Guru hanya input Data Siswa dan Nilai Siswa. Kompetensi Dasar (KD) sudah terintegrasi dalam aplikasi. Deskripsi capaian otomatis muncul, demikian juga deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial.

Aplikasi Rapor Kurikulum 2013 SD Tahun 2018
Aplikasi Raport ini dapat memudahkan tugas Guru dalam mengolah nilai dan hasil belajar pada kurikulum 2013.
Aplikasi berdasarkan Panduan Penilaian Kurikulum 2013 untuk SD Revisi Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3.  Jurnal KI-1 dan KI-2. 
Kemudahan Aplikasi
Guru hanya input Data Siswa dan Nilai Siswa. Kompetensi Dasar (KD) sudah terintegrasi dalam aplikasi. Deskripsi capaian otomatis muncul, demikian juga deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial.

Output Aplikasi
1. Nilai-Predikat, Deskripsi setiap mapel 
2. Raport UTS  
3. Raport Semester   
4. Daftar Kumpulan Nilai (DKN) per siswa  
5. Daya Serap mapel/kelas  6. Buku Induk Lengkap. 
Share:

0 komentar:

Total Pengunjung

BTemplates.com

Followers

Contact Form

Name

Email *

Message *

Blog Archive

Apakah Blog ini Bermanfaat?

Blog Archive