Media berbagi pengetahuan, pengalaman, informasi terkait penerapan kurikulum 2013, file aplikasi yang berguna bagi pendidikan.

Menciptakan Kepemimpinan Perubahan

Siapa yang akan melakukan kepemimpinan perubahan di sekolah? Kapan kita melakukan kepemimpinan perubahan di sekolah? Bagaimana kita melakukan kepemimpinan perubahan di sekolah? Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, kita perlu membahas strategi implementasi kepemimpinan perubahan di sekolah. Tahapan proses kepemimpinan perubahan dalam pengembangan sekolah digambarkan sebagai berikut:

Setelah memahami berbagai permasalahan atau kebutuhan sekolah dan menyiapkan solusi-solusinya, maka kita dapat segera melaksanakannya. Solusi-solusi tersebut diperlukan untuk menciptakan perubahan di sekolah. Jika seorang kepala sekolah tidak memahami permasalahan di sekolah, maka dia
tidak akan pernah bisa membuat perubahan di sekolah. Hal ini disebabkan karena untuk melakukan berbagai macam perubahan di sekolah dituntut adanya solusi yang tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus memahami permasalahan di sekolah karena hal tersebut adalah langkah awal untuk melakukan perubahan di sekolah.

Pertama, untuk menetapkan permasalahan atau kebutuhan sekolah maka kepala sekolah perlu memahami berbagai bentuk perwujudan permasalahan, misalnya permasalahan yang berupa kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi nyata yang terjadi di sekolah, permasalahan yang disebabkan oleh ketidakberhasilan sekolah dalam mencapai standar yang sudah ditetapkan, permasalahan yang disebabkan karena sekolah memandang perlu untuk melebihi standar yang ditetapkan, dan permasalahan yang disebabkan karena ketidakkonsistenan terhadap hasil atau kinerja sekolah.

Kedua, menetapkan solusi perbaikan atas sebuah permasalahan yang sudah ditetapkan, juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh kepala sekolah.

Berikut ini beberapa situasi dan bagaimana kepala sekolah bisa menetapkan solusinya.
  • Jika permasalahan di sekolah itu terlalu besar untuk diatasi, dengan gejala permasalahan di banyak faktor/aspek/bidang, maka pecahlah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, lalu selesaikan mana yang paling mudah untuk dilaksanakan, sehingga permasalahan yang terlalu besar menjadi lebih mudah untuk diatasi.
  • Jika permasalahan di sekolah tidak begitu jelas sebabnya maka berhati-hatilah dalam menetapkan solusi perbaikan. Lakukan penelitian di sekolah terlebih dahulu. Sebab bisa jadi setelah dilaksanakan ternyata tetap ditemukan permasalahan yang sama di sekolah atau solusi perbaikan yang sudah dilakukan di sekolah ternyata untuk permasalahan yang berbeda.
  • Jika permasalahan di sekolah disebabkan karena cara berpikir yang sama dilakukan di sekolah selama ini oleh kebanyakan orang di sekolah, dan itu menyebabkan terjadinya permasalahan di sekolah, maka gunakan metode atau pendekatan baru yang membuat semua pihak di sekolah tidak lagi menggunakan cara berpikir yang lama. 
Ketiga, melaksanakan perubahan. Melaksanakan perubahan sebenarnya adalah melaksanakan solusi perbaikan yang sudah ditetapkan. Solusi perbaikan akan menciptakan sesuatu untuk perlu diubah, antara lain:
  1. Perubahan terhadap sistem di sekolah
  2. Perubahan terhadap proses di sekolah
  3. Perubahan terhadap metode untuk melakukan sesuatu di sekolah
  4. Perubahan terhadap cara berpikir kebanyakan warga di sekolah
  5. Perubahan terhadap struktur tim atau organisasi di sekolah
Melaksanakan perubahan bisa menjadi sebuah masalah besar bagi kepala sekolah, oleh karena itu kepala sekolah perlu memahami berbagai cara dalam melaksanakan perubahan di sekolah sehingga perubahan itu bisa berjalan dengan baik. Elizabeth Kubler Ross (1965) menggambarkan bagaimana perubahan bisa terjadi melalui kurva perubahan. Kurva perubahan ini lebih dikenal sebagai kurva S (Sigmol S).
Pada saat awal perubahan terjadi Status Quo dimana semua atau sebagian orang terkejut dan menolak perubahan. Bagaimana seorang kepala sekolah mengatasinya? Pada tahap berikutnya, Disruption, semua atau sebagian orang marah dan ketakutan. Bagaimana seorang kepala sekolah mengatasinya?
Pada tahap berikutnya Exploration, semua atau sebagian orang bisa menerima. Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah? Dan pada tahap akhir, yakni Rebuilding, semua atau
sebagian orang berkomitmen. Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah?

Dari kurva tersebut bisa kita simpulkan bahwa jika kepala sekolah adalah seorang pemimpin dan manajer yang baik, maka jarang sekali terjadi adanya sebuah perubahan yang terjadi secara tiba-tiba. Kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer yang baik harus pandai berkomunikasi dengan semua staf, sehingga bisa memahami apa yang terjadi di sekolahnya dan melakukan tindak kepemimpinan yang relevan dengan perkembangan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh sekolah.

Perhatikan kurva lintasan perubahan berikut ini:
Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan kegagalan dalam melaksanakan perubahan di sekolah, yakni:
  • Implementasi perubahan di sekolah memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
  • Banyak permasalahan di sekolah yang tidak teridentifikasi sebelumnya.
  • Aktivitas perubahan di sekolah tidak cukup terorganisir dengan baik.
  • Persaingan diantara pribadi dan kelompok di sekolah memecahkan perhatian kepala sekolah. 
  • Kepala sekolah kurang memiliki kapabilitas untuk melakukan perubahan di sekolah.
  • Instruksi dan pelatihan yang diberikan kepada kepala sekolah tidak cukup untuk melakukan perubahan di sekolah.
  • Faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh kepala sekolah.
  • Kepala sekolah lemah dalam kepemimpinan sehingga tidak cukup efektif dalam memberikan arahan kepada staf.
  • Sistem informasi tidak cukup untuk memonitor implementasi perubahan.
Untuk dapat melakukan perubahan secara efektif sehingga beberapa hal yang menimbulkan kegagalan itu bisa dihindari maka kepala sekolah harus mampu melakukan perubahan secara terencana, sistematis dan terukur. Biasanya hal ini dikenal sebagai SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound). Kepala sekolah juga harus memahami fungsi manajemen, yakni Planning-Implementing-Evaluating (PIE) (Dalton Mc Farland:1959).

Untuk membuat tindak perubahan yang bermanfaat, berbeda secara signifikan dan otentik maka kepala sekolah dapat menerapkan beberapa mantra berikut ini. Mantra adalah sebuah prosedur pakem yang diterapkan oleh seseorang pada saat melakukan aksi dimanapun dan kapanpun juga tindakan itu dilakukan (James Kerr, 2013).

1) Experiencial Learning (EL) dengan Design-Conduct-Evaluation-Feedback; yang kemudian dimodifikasi menjadi:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Monitoring dan Evaluasi
4. Refleksi

2) Edwards Deming Cycle dengan P-D-C-A, yaitu:
1. Plan (perencanaan) 
2. Do (pelaksanaan)
3. Check (pengecekan)
4. Action (aksi)

3) Shewhart Cycle dengan P-D-S-A, yaitu:
1. Plan (perencanaan)
2. Do (pelaksanaan)
3. Study (belajar)
4. Act (aksi)

4) PKB Guru dengan P-I-E-R, yaitu:
1. Perencanaan
2. Implementasi
3. Evaluasi
4. Refleksi

Setelah memahami konsep dan karakteristik kepemimpinan perubahan yang terintegrasi dengan kepemimpinan pembelajaran dan bagaimana strategi aksi yang harus diterapkan, maka kepala sekolah diharapkan mampu melakukan tindak perubahan untuk menciptakan sebuah revolusi perubahan organisasi, sehingga membawa perubahan yang menjadikan semua komponen sekolah menyatu dan saling berempati untuk membawa perubahan yang dibuatnya agar lebih bermanfaat dan memiliki nilai positif terhadap organisasi. Tahapan revolusi perubahan yang dilakukan kepala sekolah mulai dari menetapkan permasalahan di sekolah, menetukan solusi perbaikan atas sebuah permasalahan yang sudah ditetapkan, dan melaksanakan perubahan.

Oleh karena implementasi kepemimpinan perubahan mengacu pada revolusi perubahan organisasi, tentunya permasalahan yang ditetapkan bukan permasalahan yang sifatnya sederhana atau dangkal yang terjadi di sekolah. Permasalahan yang dipilih adalah permasalahan yang sifatnya kompleks dan dibutuhkan tindakan kepala sekolah secara komprehensif. Permasalahan tersebut dapat diangkat dari raport sekolah, hasil akreditasi sekolah atau kajian SWOT kepala sekolah berupa data empiris 8 standar nasional yang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya: 80% guru di sekolah tidak pernah menulis karya ilmiah sebagai kegiatan pengembangan diri sehingga kenaikan pangkatnya terhambat.

Setelah ditemukan masalah seperti di atas (misalnya guru tidak melakukan kegiatan pengembangan diri), maka kepala sekolah harus mampu menemukan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang ditawarkan hendaknya bersifat inovatif, aplikatif, berorientasi jauh ke depan dan tidak menimbulkan konflik di sekolah. Selanjutnya kepala sekolah melakukan tindak kepemimpinan perubahan berupa program pengembangan sekolah yang mengandung 4 M (mempengaruhi, menggerakkan, memberdayakan, dan mengembangkan), melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengembangan sekolah yang dilakukan, dan melakukan refleksi terhadap hasil monitoring dan evaluasi yang telah dicapai, untuk kemudian menentukan rencana pengembangan sekolah selanjutnya.

Demikian sehingga kepala sekolah menghasilkan Best Practice secara terus menerus dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun, dari periode ke periode. Laporan kegiatan pengembangan sekolah ini juga bisa menjadi salah satu bukti fisik dari kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutkan kepala sekolah (PKB-KS) dan selanjutnya menjadi bukti fisik dari penilaian kinerja seorang kepala sekolah. Oleh karena itu, sudah selayaknya setiap dinas pendidikan provinsi/kabupaten/ kota seharusnya memberikan dukungan kepada kepala sekolah melalui adanya pembinaan, pembimbingan, pendidikan dan pelatihan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah secara berkelanjutan dan terus menerus.

Sumber: Modul Kepemimpinan Perubahan

DownloadBuku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah (Unduh disini)

Semoga Bermanfaat.

Bacaan Lainnya:

Aplikasi Raport Projek Profil Pancasila

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Panduan Raport Projek Profil Pancasila. Mudan dan praktis. Selanjutnya (baca....)






Aplikasi dikembangkan berdasarkan Panduan Asesmen Kurikulum Merdeka.Tutorial Penggunaan Aplikasi  Raport Kurikulum Merdeka SMP/SMA  Tutorial Penggunaan Aplikasi Nilai Kurikulum Merdeka SMP/SMA


    Selanjutnya (baca disini)

Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak (baca)
Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak
Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021
Input Nilai pada Aplikasi Nilai:
Asesmen Formatif: (1): Penilaian Harian (PH); (2) Penugasan; (3) Penilaian Tengah Semester (PTS); (4) Penilaian Non Tes (Praktik/Produk, Proyek, Drama, Presentasi. Lisan,  Refleksi, Esai, Jurnal, Poster)                  
Asesmen Sumatif:  (1) Penilaian Akhir Semester (PAS); (2) Penilaian Non Tes (Praktik, Produk, Proyek, Drama, Presentasi, Lisan, Refleksi. Esai, Jurnal, Poster)  Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Raport Sekolah Penggerak (baca)

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021 dengan output sbb:

  1. Raport Semester Ganjil dan Genap
  2. DKN Semester Ganjil dan Genap
  3. Ranking
Untuk SMP outputnya: (1) Raport Semester Ganjil dan Genap (2) DKN Semester Ganjil dan Genap; (3) Ranking; (4) Buku Induk; (5) Rekap Kenaikan Kelas
Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Supervisi Tendik (klik tautan)

Supervisi guru dan tendik intinya adalah serangkaian kegiatan membantu guru dan tendik dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran....
Adapun jenis tenaga kependidikan yang dimaksud dalam bahasan ini antara lain adalah Tenaga Administrasi Sekolah/TAS (kepala TAS, pelaksana urusan, tenaga layanan khusus), Tenaga perpustakaan (Kepala Perpustakaan, tenaga perpustakaan), Tenaga laboratorium (Kepala laboratorium, teknisi laboratorium, laboran), dan Ketua program keahlian (SMK). Selanjutnya....

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah Pasal 9 ayat (1) Beban Kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas:
  1. Manajerial;
  2. Pengembangan Kewirausahaan; dan
  3. Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam Lampiran II Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tsb, bukti kerja ditagih Bukti Fisik sbb: Program Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Guru; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan; Laporan Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan. Selanjutnya klik untuk buka dan baca 

Aplikasi Penilaian Diri Kinerja Kepala Madrasah

Aplikasi ini berdasarkan Juknis Dirjen Pendais Nomor 1111 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Kepala Madrasah. Aplikasi berformat *.exe dikerjakan secara ofline, didesain dengan Ms Excel 2010. Aplikasi didesain untuk memudahkan Kepala Madrasah melakukan Penilaian Diri tentang Kinerjanya sehingga dapat mengetahui aspek/ komponen mana yang harus diperbaiki.
Output Aplikasi:
1. Rekap Awal Tahun Kinerja Kepala Madrasah
2. Rekap Akhir Tahun Kinerja Kepala Madrasah
3. Rekomendasi Awal Tahun hal yang harus diperbaiki
4. Rekomendasi Akhir Tahun hal yang harus diperbaiki
5. Rekap Awal dan Akhir serta Hasil Penilaian Kinerja Tahunan (Selanjutnya...)

  Aplikasi Raport Kurikulum 2013 MTs Versi 08.2019 

Aplikasi ini berdasarkan Petunjuk Teknis Penilaian MTs September 2018 (KMA 5162 Tahun 2018). Aplikasi dikerjakan secara ofline, sudah memuat Kompetensi Dasar (KD) semua mapel kecuali mapel muatan lokal.  Aplikasi Raport tetap berformat *.exe untuk menjaga hak cipta (karya intelektual) pembuatnya. Didesain dengan Ms Excel 2010.
Input Data Aplikasi Raport:
1. Data  Siswa; (2). Data Sekolah;  (3). Input Nilai (Copy) Aspek Pengetahuan dan Aspek Ketrampilan; (4). Input Nilai Sikap.
Output Raport Raport:
1. Raport Semester Ganjil/Genap KKM Tunggal(2). Raport Semester Ganjil/Genap KKM Multi;  (3). Daftar Kumpulan Nilai (DKN)/Legger; (4). Daya Serap; (5). Rekap Kenaikan Kelas; (6). Buku Induk Siswa
Kelebihan Aplikasi: 
1. KD sudah terintegrasi pada aplikasi Nilai dan Raport; (2). Dikerjakan Offline; (3). Output meliputi Laporan Semester Ganjil dan Genap meliputi Laporan Hasil Belajar, Daftar Kumpulan Nilai (DKN), Legger, Daya Serap, Buku Induk, Rekap Kenaikan Kelas; (4). Laporan Hasil Belajar KKM Tunggal dan KKM Multi

Selanjutnya Baca disini 

Apk Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SMP/MTs (PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala SMP/MTs Negeri/Swasta dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan berdasarkan  PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya

Aplikasi Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SD 

(PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala Sekolah Dasar (SD) dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya 

Semoga Bermanfaat.

Share:

0 komentar:

Total Pengunjung

BTemplates.com

Followers

Contact Form

Name

Email *

Message *

Blog Archive

Apakah Blog ini Bermanfaat?

Blog Archive