Media berbagi pengetahuan, pengalaman, informasi terkait penerapan kurikulum 2013, file aplikasi yang berguna bagi pendidikan.

Pendidikan Inklusi

Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua individu, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau berkebutuhan khusus, dapat belajar bersama dalam lingkungan yang sama. Tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang adil, ramah, dan mendukung bagi semua siswa, tanpa memandang perbedaan kemampuan, latar belakang, atau kondisi fisik maupun mental.

Konsep dan Paradigma Pendidikan Inklusif

Paradigma pendidikan inklusif menggantikan model pendidikan tradisional yang lebih terpusat pada segregasi dan klasifikasi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.

Beberapa konsep utama dalam pendidikan inklusif meliputi:

1. Penerimaan dan Partisipasi: Setiap individu memiliki hak untuk mengakses pendidikan dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran tanpa diskriminasi. Pendidikan inklusif bertujuan untuk menghapus hambatan fisik, sosial, dan psikologis yang dapat menghalangi partisipasi siswa.

2. Diversitas: Pendekatan inklusif menghargai keragaman dalam kemampuan, bakat, budaya, dan latar belakang siswa. Lingkungan inklusif menghormati perbedaan dan merayakan keunikan setiap individu.

3. Pengajaran yang Dapat Disederhanakan: Guru cenderung menggunakan metode pengajaran yang berfokus pada pengertian mendasar dan aplikatif. Pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, sehingga semua siswa dapat merasa terlibat dan memahami materi.

4. Kolaborasi: Pendidikan inklusif mendorong kolaborasi antara guru, siswa, orangtua, dan profesional lainnya. Kolaborasi ini membantu dalam merencanakan dan mengimplementasikan strategi pendukung untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif bagi semua siswa.

5. Pengenalan Kebutuhan Individual: Pendekatan inklusif mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan ini menekankan pada identifikasi dan pemenuhan kebutuhan individual, baik melalui modifikasi kurikulum, penilaian alternatif, atau dukungan khusus lainnya.

6. Dukungan Tambahan: Siswa yang membutuhkan dukungan tambahan, seperti siswa dengan kebutuhan pendidikan khusus, mungkin memerlukan pemberian bantuan khusus, teknologi pendukung, atau pendekatan pengajaran yang berbeda.

7. Evaluasi Berbasis Kemajuan: Evaluasi dalam pendidikan inklusif lebih berfokus pada perkembangan individual siswa daripada pembandingan dengan siswa lain. Tujuan utama evaluasi adalah memantau kemajuan siswa dan menilai efektivitas metode pengajaran.

Pendidikan inklusif seringkali menghadapi tantangan dalam implementasinya, seperti persiapan guru yang memadai, sumber daya yang cukup, dan perubahan paradigma dalam budaya sekolah. Namun, banyak negara dan institusi pendidikan yang bekerja untuk mewujudkan pendidikan inklusif agar semua individu dapat memiliki akses yang setara dan peluang pembelajaran yang optimal.


Mengenal Ragam Difabelitas

Apa beda difabel dan disabilitas?

Lantas, apa itu difabel? Difabel adalah sebutan bagi penyandang disabilitas itu sendiri. Dengan kata lain, jika disabilitas mengarah pada kondisi tertentu, maka difabel artinya mengarah pada orang dengan kondisi tersebut. Difabel adalah istilah yang lebih sopan digunakan pada penyandang disabilitas.

Jenis-Jenis Disabilitas
Jenis-jenis disabilitas sendiri terbagi menjadi beberapa, di antaranya:

1. Disabilitas fisik, keterbatasan fisik yang membuat penyandangnya kesulitan dalam bergerak, misalnya tidak bisa berjalan.

2. Disabilitas sensorik, keterbatasan yang membuat penyandangnya kesulitan mendengar atau melihat.

3. Disabilitas intelektual, semacam keterbatasan yang berhubungan dengan otak, misalnya kehilangan ingatan dan kesulitan dalam pembelajaran.

4, Disabilitas mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, fobia parah, dan skizofrenia.

"Difabelitas" merujuk pada kondisi atau keadaan di mana individu menghadapi keterbatasan dalam fungsi fisik, sensorik, kognitif, atau sosial yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari. Difabelitas bisa bervariasi dari ringan hingga berat, dan setiap individu dengan difabelitas memiliki kebutuhan dan pengalaman yang unik.

Berikut adalah beberapa jenis difabelitas yang umum dikenal:

Difabelitas Fisik: Meliputi keterbatasan dalam gerakan atau mobilitas fisik. Contohnya adalah gangguan pergerakan seperti kelumpuhan, cacat fisik, atau penyakit degeneratif seperti distrofi otot.

Difabelitas Sensorik
Difabelitas Pendengaran: Keterbatasan pendengaran dapat mencakup tuli total atau sebagian. Individu dengan difabelitas pendengaran mungkin memerlukan alat bantu dengar atau bahasa isyarat.

Difabelitas Penglihatan: Keterbatasan penglihatan melibatkan masalah penglihatan, seperti buta total atau buruk penglihatan. Orang dengan difabelitas penglihatan mungkin memerlukan dukungan visual atau perangkat bantu.

Difabelitas Kognitif atau Intelektual: Termasuk dalam kategori ini adalah individu dengan keterbatasan dalam hal pemahaman, belajar, atau berpikir. Difabelitas ini dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan contohnya adalah gangguan perkembangan seperti sindrom down atau autisme.

Difabelitas Psikososial atau Mental: Ini merujuk pada kondisi mental atau emosional yang dapat mempengaruhi interaksi sosial, emosi, dan kesejahteraan psikologis. Termasuk dalam kategori ini adalah gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan, atau skizofrenia.

Difabelitas Kronis atau Penyakit Menahun: Orang dengan kondisi kesehatan kronis seperti diabetes, lupus, atau penyakit jantung juga dapat mengalami keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari.

Difabelitas Invisible: Beberapa difabelitas mungkin tidak terlihat secara fisik atau hanya dapat dikenali oleh individu itu sendiri atau orang-orang terdekat. Ini dapat mencakup kondisi seperti gangguan mental, gangguan neurologis, atau kondisi medis lain yang tidak tampak dari luar.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda dengan difabelitas mereka, dan pendekatan yang paling efektif untuk berinteraksi dan mendukung individu dengan difabelitas adalah dengan mendengarkan dan memahami kebutuhan serta preferensi mereka. Serta, masyarakat harus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah difabelitas, sehingga semua individu dapat berpartisipasi dalam kehidupan secara penuh dan bermakna.

Identifikasi dan Assesmen Peserta didik berkebutuhan Khusus

Identifikasi dan penilaian peserta didik berkebutuhan khusus adalah proses untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk merencanakan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses identifikasi dan penilaian peserta didik berkebutuhan khusus:

1. Pengamatan AwalGuru, orang tua, petugas sekolah, atau pihak lain yang terlibat dapat mengamati perilaku dan perkembangan siswa secara umum.

2. Pengumpulan Informasi AwalMengumpulkan informasi dari orang tua, guru, konselor, dan tenaga medis tentang riwayat perkembangan dan kesehatan anak.

3. Pemeriksaan Medis dan PsikologisPemeriksaan medis dan psikologis dapat membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan atau psikologis yang dapat mempengaruhi belajar siswa.

4, Pengumpulan Data AkademikMengumpulkan data mengenai prestasi akademik siswa, tes standar, dan tugas untuk memahami sejauh mana siswa mengikuti kurikulum.

5. Pengamatan KhususMelakukan pengamatan terfokus pada perilaku atau kesulitan khusus yang mungkin mengindikasikan kebutuhan pendidikan khusus.

6. Tes KhususMelakukan tes khusus yang dirancang untuk mengukur keterampilan atau kemampuan tertentu, seperti tes bahasa, tes membaca, atau tes kognitif.

7. Kolaborasi dengan SpesialisBekerja sama dengan ahli pendidikan khusus, psikolog, terapis fisik, terapis wicara, dan spesialis lain yang dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang kebutuhan siswa.

8. Penilaian LingkunganMemahami lingkungan di mana siswa berada, termasuk dinamika keluarga dan dukungan yang ada.

9. Tim PendukungMembentuk tim pendukung berkebutuhan khusus yang terdiri dari guru kelas, guru pendidikan khusus, orang tua, dan spesialis lainnya.

10. Analisis Data dan Penetapan KebutuhanMenganalisis semua informasi yang terkumpul untuk menentukan jenis dan tingkat kebutuhan pendidikan khusus yang dibutuhkan oleh siswa.

11. Penyusunan Program IndividualMerancang program pendidikan individual yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, termasuk tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran khusus.

12. Evaluasi dan PenyesuaianSecara berkala, mengevaluasi kemajuan siswa terhadap tujuan-tujuan individual dan menyesuaikan program jika diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa pendekatan ini dapat bervariasi tergantung pada negara, sistem pendidikan, dan tingkat pendidikan yang berbeda. Penting juga untuk mengutamakan inklusi, menghormati hak-hak siswa, dan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan yang terlibat.

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pendidikan Inklusi di Sekolah

Pendidikan inklusi merupakan pendekatan di mana siswa dengan berbagai kebutuhan khusus diajak untuk belajar bersama dengan siswa tanpa kebutuhan khusus dalam lingkungan sekolah yang sama. Strategi pengelolaan dan pengembangan pendidikan inklusi di sekolah sangat penting untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas, tanpa diskriminasi atau segregasi. 

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pengelolaan dan pengembangan pendidikan inklusi di sekolah:

1. Pengembangan Kebijakan Inklusi: Sekolah harus memiliki kebijakan inklusi yang jelas dan terstruktur untuk memandu pendekatan inklusi dalam berbagai aspek, termasuk rekrutmen guru, penilaian siswa, peningkatan fasilitas, dan dukungan khusus.

2. Pelatihan Guru: Guru harus menerima pelatihan yang memadai dalam strategi mengajar siswa dengan berbagai kebutuhan khusus. Ini melibatkan pemahaman tentang berbagai jenis kebutuhan khusus, teknik pengajaran diferensiasi, dan cara mengelola lingkungan inklusif.

3. Penyediaan Dukungan KhususSiswa dengan kebutuhan khusus mungkin memerlukan dukungan tambahan, seperti dukungan pendidikan khusus, terapi, atau modifikasi kurikulum. Sekolah harus memiliki tim dukungan khusus yang terdiri dari guru pendidikan inklusi, konselor, terapis, dan ahli lainnya.

4. Kurikulum yang DiferensiasiKurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh semua siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus. Penerapan strategi pengajaran diferensiasi akan membantu memenuhi kebutuhan individu siswa.

5. Penggunaan Teknologi:  Teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk mendukung pendidikan inklusi. Ada berbagai aplikasi dan perangkat lunak yang dapat membantu siswa dengan kebutuhan khusus dalam mengakses materi pelajaran dan berpartisipasi dalam pembelajaran.

6. Partisipasi Orang Tua:  Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan sangat penting. Sekolah harus berkomunikasi dengan orang tua secara terbuka mengenai perkembangan anak mereka dan mencari masukan mereka mengenai kebutuhan pendidikan anak.

7. Budaya Sekolah yang Inklusif:  Penting untuk menciptakan budaya sekolah yang merangkul keragaman dan menghargai setiap individu. Kegiatan seperti kampanye anti-bullying, kegiatan bersama, dan proyek kolaboratif dapat membantu membangun budaya inklusif.

8. Evaluasi dan Pemantauan:  Sekolah harus secara teratur mengevaluasi efektivitas pendekatan inklusi yang diadopsi. Ini melibatkan pemantauan kemajuan siswa, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan.

9. Kemitraan dengan Komunitas:  Sekolah dapat menjalin kemitraan dengan lembaga atau organisasi di komunitas yang mendukung anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ini dapat memberikan sumber daya tambahan dan dukungan bagi pendidikan inklusi.

10. Advokasi dan Kesadaran Masyarakat:  Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi dan hak semua individu untuk mendapatkan pendidikan. Advokasi dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap siswa dengan kebutuhan khusus.

Penting untuk diingat bahwa setiap sekolah memiliki konteks yang berbeda, sehingga strategi di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah masing-masing. Pendidikan inklusi bukan hanya tentang mengakomodasi siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana semua siswa dapat tumbuh dan belajar bersama secara positif.

Monitoring Evaluasi dan Penjaminan mutu Pendidikan Inklusi di Sekolah

Monitoring, Evaluasi, dan Penjaminan Mutu Pendidikan Inklusi di Sekolah adalah suatu proses yang penting untuk memastikan bahwa pendidikan inklusi berjalan efektif dan berkualitas. Pendidikan inklusi merujuk pada pendekatan di mana siswa dengan berbagai kebutuhan khusus, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus, belajar bersama dengan siswa lain dalam lingkungan sekolah yang umum.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam proses Monitoring, Evaluasi, dan Penjaminan Mutu Pendidikan Inklusi di Sekolah:

1. Pengembangan Rencana dan Kebijakan: Sekolah perlu mengembangkan rencana dan kebijakan inklusi yang jelas. Dokumen ini harus mencakup tujuan inklusi, strategi implementasi, peran dan tanggung jawab staf, serta sumber daya yang diperlukan.

2. Pemetaan Kebutuhan Siswa: Identifikasi siswa yang memiliki kebutuhan khusus dan berencana untuk memberikan dukungan yang sesuai. Ini dapat melibatkan kolaborasi dengan orang tua, ahli pendidikan khusus, psikolog, dan spesialis lainnya.

3. Penyusunan Rencana Individualisasi: Setiap siswa dengan kebutuhan khusus harus memiliki Rencana Pendidikan Individual (RPI) atau Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran (RPP) yang merinci strategi pembelajaran dan dukungan yang akan diberikan.

4. Pembentukan Tim Pendukung: Bentuk tim yang terdiri dari guru kelas, guru pendidikan khusus, konselor, orang tua, dan ahli lain yang relevan. Tim ini akan bekerja sama dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program inklusi.

5. Pemantauan Harian: Guru dan staf pendukung harus memantau perkembangan setiap siswa secara rutin. Catatan harus dibuat mengenai kemajuan belajar, tantangan yang dihadapi, dan strategi yang efektif.

6. Evaluasi Berkala: Lakukan evaluasi berkala terhadap RPI atau RPP setiap siswa. Tinjau apakah program yang ada masih relevan atau perlu disesuaikan.

7. Pelatihan dan Pengembangan Staf: Pastikan staf sekolah memiliki pemahaman yang baik tentang pendidikan inklusi, strategi pembelajaran khusus, dan cara menghadapi berbagai kebutuhan siswa.

8. Partisipasi Orang Tua: Libatkan orang tua dalam setiap langkah proses. Diskusikan perkembangan anak, mendengarkan masukan mereka, dan mengajak mereka untuk berkolaborasi dalam mendukung pendidikan anak.

9. Komitmen Kepemimpinan Sekolah: Kepala sekolah dan staf manajerial lainnya harus berkomitmen untuk mendukung program inklusi, menyediakan sumber daya yang diperlukan, dan menciptakan lingkungan inklusif.

10. Umpan Balik dan Perbaikan: Secara teratur, lakukan evaluasi terhadap keseluruhan program inklusi. Dapatkan umpan balik dari semua stakeholder dan gunakan informasi tersebut untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.

11. Pengukuran Kinerja: Gunakan indikator kinerja yang relevan untuk mengukur kesuksesan pendidikan inklusi, seperti peningkatan akademik, partisipasi, dan kesejahteraan siswa.

12. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Kerjasama dengan lembaga pendidikan khusus, organisasi non-pemerintah, dan spesialis pendidikan inklusi lainnya dapat memberikan sumber daya dan wawasan tambahan.

Monitoring, Evaluasi, dan Penjaminan Mutu Pendidikan Inklusi haruslah proses berkelanjutan yang melibatkan semua pihak terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas dan mendukung pengembangan penuh potensi mereka.

Semoga Bermanfaat

Bacaan Lainnya:

Aplikasi Supervisi Online Offline

Aplikasi ini didesain untuk menyahuti perkembangan tehnologi digital sehingga memudahkan dunia kerja, khususnya kepala sekolah dan lainnya. Aplikasi ini didesain menyahuti keperluan supervisi pada kurikulum merdeka dan juga kurikulum 2013

Output Aplikasi:
Terdapat 16 file output Aplikasi Supervisi Online Ofline ini antara lain:
1. Output Pengolahan 5 Instrumen, 5 file
2. Output Rencana Tindak Lanjut (RTL), 5 file
3. Output Rekap 5 file
4. Output Evaluasi Keterlaksanaan, 1 file
Selanjutnya baca disini


Aplikasi diembangkan berdasarkan Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum merdeka tahun 2022.

Output Aplikasi Raport MTs sbb:
  1. Raport semester Ganjil dan Genap
  2. Ranking semester Ganjil dan Genap
  3. Daftar Kumpulan Nilai (DKN) semester Ganjil dan Genap
  4. Buku Induk

Aplikasi Raport Projek Profil Pancasila

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Panduan Raport Projek Profil Pancasila. Mudan dan praktis. Selanjutnya (baca....)






Aplikasi dikembangkan berdasarkan Panduan Asesmen Kurikulum Merdeka.Tutorial Penggunaan Aplikasi  Raport Kurikulum Merdeka SMP/SMA  Tutorial Penggunaan Aplikasi Nilai Kurikulum Merdeka SMP/SMA



    Selanjutnya (baca disini)

Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak (baca)
Aplikasi Nilai Sekolah Penggerak
Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021
Input Nilai pada Aplikasi Nilai:
Asesmen Formatif: (1): Penilaian Harian (PH); (2) Penugasan; (3) Penilaian Tengah Semester (PTS); (4) Penilaian Non Tes (Praktik/Produk, Proyek, Drama, Presentasi. Lisan,  Refleksi, Esai, Jurnal, Poster)                  
Asesmen Sumatif:  (1) Penilaian Akhir Semester (PAS); (2) Penilaian Non Tes (Praktik, Produk, Proyek, Drama, Presentasi, Lisan, Refleksi. Esai, Jurnal, Poster)  Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Raport Sekolah Penggerak (baca)

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan Modul Ringkasan Materi Program Sekolah Penggerak, April 2021 dengan output sbb:

  1. Raport Semester Ganjil dan Genap
  2. DKN Semester Ganjil dan Genap
  3. Ranking
Untuk SMP outputnya: (1) Raport Semester Ganjil dan Genap (2) DKN Semester Ganjil dan Genap; (3) Ranking; (4) Buku Induk; (5) Rekap Kenaikan Kelas
Selanjutnya baca ....disini

Aplikasi Supervisi Tendik (klik tautan)

Supervisi guru dan tendik intinya adalah serangkaian kegiatan membantu guru dan tendik dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran....
Adapun jenis tenaga kependidikan yang dimaksud dalam bahasan ini antara lain adalah Tenaga Administrasi Sekolah/TAS (kepala TAS, pelaksana urusan, tenaga layanan khusus), Tenaga perpustakaan (Kepala Perpustakaan, tenaga perpustakaan), Tenaga laboratorium (Kepala laboratorium, teknisi laboratorium, laboran), dan Ketua program keahlian (SMK). Selanjutnya....

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah Pasal 9 ayat (1) Beban Kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas:
  1. Manajerial;
  2. Pengembangan Kewirausahaan; dan
  3. Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam Lampiran II Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tsb, bukti kerja ditagih Bukti Fisik sbb: Program Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Guru; Laporan Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan; Laporan Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Supervisi Tenaga Kependidikan. Selanjutnya klik untuk buka dan baca 

Aplikasi Penilaian Diri Kinerja Kepala Madrasah

Aplikasi ini berdasarkan Juknis Dirjen Pendais Nomor 1111 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Kepala Madrasah. Aplikasi berformat *.exe dikerjakan secara ofline, didesain dengan Ms Excel 2010. Aplikasi didesain untuk memudahkan Kepala Madrasah melakukan Penilaian Diri tentang Kinerjanya sehingga dapat mengetahui aspek/ komponen mana yang harus diperbaiki.
Output Aplikasi:
1. Rekap Awal Tahun Kinerja Kepala Madrasah
2. Rekap Akhir Tahun Kinerja Kepala Madrasah
3. Rekomendasi Awal Tahun hal yang harus diperbaiki
4. Rekomendasi Akhir Tahun hal yang harus diperbaiki
5. Rekap Awal dan Akhir serta Hasil Penilaian Kinerja Tahunan (Selanjutnya...)

  Bacaan Lainnya

Aplikasi Raport Kurikulum 2013 MTs Versi 08.2019 
Aplikasi ini berdasarkan Petunjuk Teknis Penilaian MTs September 2018 (KMA 5162 Tahun 2018). Aplikasi dikerjakan secara ofline, sudah memuat Kompetensi Dasar (KD) semua mapel kecuali mapel muatan lokal.  Aplikasi Raport tetap berformat *.exe untuk menjaga hak cipta (karya intelektual) pembuatnya. Didesain dengan Ms Excel 2010.
Input Data Aplikasi Raport:
1. Data  Siswa; (2). Data Sekolah;  (3). Input Nilai (Copy) Aspek Pengetahuan dan Aspek Ketrampilan; (4). Input Nilai Sikap.
Output Raport Raport:
1. Raport Semester Ganjil/Genap KKM Tunggal(2). Raport Semester Ganjil/Genap KKM Multi;  (3). Daftar Kumpulan Nilai (DKN)/Legger; (4). Daya Serap; (5). Rekap Kenaikan Kelas; (6). Buku Induk Siswa
Kelebihan Aplikasi: 
1. KD sudah terintegrasi pada aplikasi Nilai dan Raport; (2). Dikerjakan Offline; (3). Output meliputi Laporan Semester Ganjil dan Genap meliputi Laporan Hasil Belajar, Daftar Kumpulan Nilai (DKN), Legger, Daya Serap, Buku Induk, Rekap Kenaikan Kelas; (4). Laporan Hasil Belajar KKM Tunggal dan KKM Multi

Selanjutnya Baca disini 

Apk Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SMP/MTs (PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala SMP/MTs Negeri/Swasta dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan berdasarkan  PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya

Aplikasi Penetapan Angka Kredit Tahunan PK Guru SD 

(PK Guru 360 Derajat)

Aplikasi ini didesain untuk memudahkan Kepala Sekolah Dasar (SD) dalam menghitung,  menentukan dan menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru setiap tahunnya.
Aplikasi ini didesain berdasarkan Konsep Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2017, Kepala Sekolah Wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Menetapkan Angka Kredit Tahunan dari PK Guru. Silahkan Baca Selanjutnya 

Semoga Bermanfaat. 
Share:

0 komentar:

Total Pengunjung

BTemplates.com

Followers

Contact Form

Name

Email *

Message *

Blog Archive

Apakah Blog ini Bermanfaat?

Blog Archive